Bisnis.com, JAKARTA - Badan antariksa Amerika (NASA) sedang menghitung mundur untuk peluncuran roket raksasa ke Bulan yang dinamai Space Launch System (SLS).
SLS adalah kendaraan paling kuat yang pernah dikembangkan oleh NASA dan akan menjadi dasar dari proyek Artemis yang bertujuan untuk mengembalikan manusia ke permukaan bulan setelah 50 tahun menghilang.
Roket sepanjang 98 meter itu dijadwalkan meluncur dari Kennedy Space Center, Florida pada hari ini (12:33 GMT). Tugas roket itu adalah mendorong kapsul uji yang disebut Orion menjauh dari Bumi.
Baca Juga NASA Temukan Planet 'Surga' |
---|
Pesawat ruang angkasa itu akan mengitari Bulan dengan busur besar sebelum kembali mendarat di Samudra Pasifik dalam waktu enam minggu. Astronot kemudian akan melakukan serangkaian misi yang lebih kompleks di masa depan mulai 2024.
"Semua yang kami lakukan dengan penerbangan Artemis I ini, akan mengurangi risiko misi awak Artemis II," jelas astronot NASA Randy Bresnik seperti dikutip BBC.com, Senin (29/8/2022).
Badan antariksa AS memiliki opsi peluncuran pada minggu depan untuk menerbangkan Orion, tetapi akhirnya dimajukan lebih awal.
Pada 1969, ketika Neil Armstrong dan Buzz Aldrin mengambil langkah kecil pertama mereka di Bulan, mereka mengantarkan era keemasan eksplorasi ruang angkasa.
"Program Apollo mengubah cara kita melihat planet kita dan diri kita sendiri. Sekarang, 50 tahun kemudian dan bagi mereka yang tidak pernah menyaksikan sendiri misi Apollo, harapannya adalah Artemis akan menginspirasi generasi baru," ujar Bresnik.
Misi baru ini akan berbeda. NASA berencana untuk mendaratkan wanita pertama dan orang kulit berwarna pertama di Bulan yang menunjukkan bahwa eksplorasi ruang angkasa terbuka untuk semua orang. Dan faktanya, permukaan bulan hanya permulaan.
Ambisi NASA terletak lebih jauh lagi dengan mengincar Mars. Dan hal itu benar-benar akan menjadi lompatan besar bagi penjelajahan antariksa di dunia.