Bisnis.com, JAKARTA - Kasus dugaan kebocoran data belakangan kembali ramai terjadi di Indonesia. Pada Agustus 2022 saja, sudah terjadi 5 kasus yang muncul dalam pemberitaan.
Sepanjang Agustus 2022 ini saja, telah terjadi beberapa kasus dugaan kebocoran data yang melibatkan puluhan juta data pribadi masyarakat. Data tersebut disebar bahkan diperjual belikan di situs hacker.
Berdasarkan catatan Bisnis.com, setidaknya terdapat lima kasus dugaan kebocoran data yang terjadi selama Agustus 2022.
5 Kasus Dugaan Kebocoran Data Agustus 2022
1. Data 21.000 Perusahaan Indonesia
Beberapa waktu lalu beredar kabar sebanyak 347 GB dokumen penting milik 21.000 perusahaan Indonesia dan perusahaan asing yang memiliki cabang di Indonesia tersebar bebas di darkweb.
Pihak yang mengunggah data tersebut mengeklaim data sebesar 347 GB ini berisi kartu tanda penduduk (KTP) dan nomor pokok wajib pajak (NPWP) direksi dan komisaris, NPWP perusahaan, dan kartu keluarga (KK) pemegang saham.
Selain itu, juga terdapat beberapa paspor pengurus perusahaan, akta pendirian perusahaan dan akta perubahan perusahaan, surat pengukuhan pengusaha kena pajak, pendaftaran perusahaan, izin usaha.
Bahkan, data tersebut juga berisi laporan keuangan, laporan rugi laba, catatan transfer, rekening koran, surat pemberitahuan tahunan (SPT), surat keterangan domisili, rekonsiliasi bank, dan banyak lagi.
2. Data PLN
Pekan lalu, pengguna media sosial khususnya Twitter dihebohkan dengan adanya dugaan kebocoran data 17 juta pelanggan PLN. Data tersebut dijual di situs breached.to.
Berdasarkan tangkapan layar yang dibagikan dalam situs tersebut, tampak akun bernama "loliyta", yang mengeklaim menjual data pengguna PLN meliputi ID lapangan, ID pelanggan, nama pelanggan, tipe energi, KWH, alamat rumah, nomor meteran, tipe meteran, hingga nama unit UPI.
Menanggapi itu, Juru Bicara PLN Gregorius Adi Trianto mengatakan data yang dikelola PLN dalam kondisi aman. Data yang beredar adalah data replikasi, bukan data transaksional aktual dan sudah tidak update.