Bisnis.com, JAKARTA - Analisa Drone Emprit menemukan bahwa keterlibatan gamers, content creators, ahli IT, serta masyarakat yang terkoneksi dengan PayPal dan sistem pembayaran lainnya, secara signifikan mendorong tingginya kritikan pada Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo).
Dalam laporan khusus bertajuk Pendaftaran PSE & #BlokirKominfo periode 19-30 Juli 2022 itu disebutkan bahwa isu terkait penggunaan tagar #BlokirKominfo banyak menarik atensi para pengguna media sosial.
Perbincangan mengenai kebijakan pendaftaran penyelenggara sistem elektronik (PSE) lingkup privat itu bahkan diprediksi akan terus meningkat seiring makin banyaknya protes yang dilayangkan publik.
"Keterlibatan gamers, content creators, ahli IT, serta masyarakat yang terkoneksi dengan PayPal dan sistem pembayaran lainnya, signifikan mendorong tingginya kritikan pada Kominfo," demikian dikutip dari laporan tersebut, Senin (1/8/2022).
Berdasarkan analisis Drone Emprit, dikatakan bahwa protes publik juga didorong oleh kekesalan atas kemungkinan kehilangan pendapatan dan mata pencaharian karena pemblokiran tersebut.
Selain itu, publik juga menyoroti kebebasan berekspresi para konten kreator dan komunitas E- sport lokal. Hal ini juga makin ironis karena Kemenkominfo justru belum memblokir situs judi online.
"Perundungan pada Kominfo terus dilakukan publik. Selain pantas diblokir, Kominfo juga dinilai layak dibubarkan. Publik juga melihat kebijakan Kominfo yang sering ngawur dikarenakan pegawai Kominfo tidak memahami dunia telematika, cenderung berpikiran kolot, dan menggampangkan masalah," tambah laporan itu.
Sebagaimana diketahui, Kemenkominfo telah memblokir sejumlah platform termasuk di antaranya game online dan aplikasi pembayaran digital.
Adapun dalam pernyataannya pada Minggu (31/7/2022), Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kemenkominfo Semuel Abrijani Pangerapan mengatakan pihaknya memutus akses Yahoo.com, Epic Games (platform distribusi gim), Steam (platform distribusi gim), Dota (gim), Counter Strike (gim), dan Origin (EA).
Sedangkan untuk PayPal, dia menyebut akan membuka pemblokiran terhadap platform tersebut lantaran banyak masyarakat yang menggunakannya untuk mendapatkan gaji, terutama para pekerja lepas atau freelance.
Semuel menjelaskan pemblokiran PayPal sudah dibuka dan diberikan waktu tenggat sampai 5 hari kerja untuk masyarakat agar mulai migrasi ke platform pembayaran lainnya seperti bank di Indonesia yang dinilai sudah mempunyai teknologi dan akses untuk pembayaran internasional.
"Paling lambat jam 10.00 sudah bisa diakses, 5 hari kerja sejak Senin tanggal 1 sampai 5 Agustus. Nah ini waktunya masyarakat mulai migrasi ke pembayaran lainnya, kan ada remittance. Bank kita juga sudah bisa internasional kok," ujar Semeul dalam konferensi pers, Minggu (31/ 7/2022).
Sebelumnya, banyak warganet di Twitter menilai pemblokiran PayPal merugikan bagi para pekerja freelance atau paruh waktu yang bekerja pada perusahaan luar. Sebab, mereka mengandalkan PayPal sebagai pembayaran gaji mereka.
Bahkan salah satu netizen @Yudiopal mengatakan saat ini dirinya dan beberapa pengguna PayPal sedang mengalami kegagalan untuk mengambil uang dari PayPal sejak 4 Juli 2022. Dia pun memohon agar PayPal tidak diblokir.
"Jangan diblokir dulu dong tolong, ada masalah satu lagi sampe skrg belum kelar. Banyak akun indo yang withdraw paypal tanggal 4 juli 2022 sampai sekarang uang nya nggak pada masuk rekening, alias belum cair. yang kena lumayan banyak sampe ada group nya," ujar Yudiopal.