Bisnis.com, JAKARTA - Baru-baru ini banyak startup wealthtech membuka layanan kripto dan mendapatkan lisensi dari Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti). Melihat hal ini Startup Tokocrypto yang memfokuskan bisnis pada penjualan koin koin tersebut tidak ambil pusing.
VP Growth Tokocrypto Cenmi Mulyanto mengatakan Tokocrypto menyambut baik pertumbuhan jumlah calon pedagang aset kripto yang terdaftar resmi di Indonesia.
Cenmi menilai dengan banyaknya startup yang membuka layanan kripto ini membuktikan industri kripto di Indonesia terus tumbuh dan sehat, serta punya potensi untuk berkembang, karena menarik banyak pemain untuk masuk ke industri ini.
Cenmi juga menambahkan dalam menjaga performa bisnis kedepan, Tokocrypto selalu melakukan inovasi dari sisi marketing. Membuat program dengan berbagai keuntungan untuk seluruh pengguna seperti meningkatkan pelayanan customer service untuk memberikan pengalaman yang terbaik untuk pengguna.
"Kami tetap mempertahankan biaya trading fee dan withdrawal yang kompetitif," ujar Cenmi, Rabu (15/6/2022).
Tokocrypto pun menilai kedepannya industri kripto masih menjanjikan dan akan terus tumbuh, bersamaan dengan adopsi teknologi blockchain yang semakin luas. Kripto nantinya tidak akan dilihat lagi sebagai instrumen investasi, namun sebagai backbone ekosistem yang bisa menyelimuti banyak sektor.
Meskipun saat ini industri kripto sedang tidak baik. Koin terbesar di industri kripto Bitcoin saat ini sedang mengalami penurunan terendah dalam 18 bulan pada perdagangan kripto di Asia, Senin (13/6/2022).
Dilansir dari Bloomberg, salah satu penyebab bitcoin turun dikarenakan data inflasi Amerika Serikat. Data tersebut berhasil mengocok pasar kripto. harga Bitcoin turun 12 persen menjadi 23.981 dollar AS atau senilai Rp 353 juta per koin.
Harga tersebut tercatat paling rendah sejak Desember 2020 lalu, atau 18 bulan terakhir. Bukan hanya Bitcoin, Ethereum juga mengalami penurunan hingga 20 persen ke level terendah sejak Januari 2021.
Tokocrypto tidak hanya fokus mengembangkan bisnis exchange yang sudah dimulai sejak 2017. Cenmi menjelaskan Tokocrypto saat ini sudah melebarkan lini bisnis dengan menciptakan ekosistem blockchain, TokoVerse, yang meliputi project kripto (TKO), NFT marketplace (TokoMall), program akselerator startup (TokoLabs), crypto hub (T-Hub) dan aplikasi edukasi (Kriptoversity) dan lainnya.
Investor bisa melihat industri aset kripto di Indonesia lebih luas lagi. Dampaknya akan besar tidak hanya sebagai instrumen investasi, tetapi membangun industri blockchain yang bisa meliputi banyak sektor.
"Kami terus menguatkan edukasi dan literasi aset kripto dan ekosistem blockchain kepada masyarakat di segala golongan usia. Diharapkan fokus utama kami ini, bisa membuahkan hasil yang baik dan ciptakan trust kepada masyarakat," jelas Cenmi
Perlu diketahui bahwa jumlah investor aset kripto di Indonesia, sebesar 12,8 juta investor pada kuartal I 2022, hanya sekitar 4,7 persen dari total populasi penduduk sebesar 278 juta. Maka dari itu, masih sangat besar potensi yang belum dimanfaatkan di Indonesia dalam hal adopsi dan pertumbuhan aset kripto.