Bisnis.com, JAKARTA - Sistem verifikasi muka milik Gojek dinilai ringkih. Sistem verifikasi tersebut tak mampu mendeteksi topeng dua dimensi (2D), yang digunakan oleh para pencuri MacBook Pro Rp67 juta untuk membuat akun.
Padahal sebuah sistem verifikasi wajah seharusnya sangat ketat dalam menganalisis data dan struktur wajah. Kedalaman mata, jarak hidung ke mata, jarak mata ke dagu dan lain sebagainya menjadi syarat yang harus dipenuhi, jika tidak dapat maka verifikasi batal.
Ketua Umum Indonesian Digital Empowering Community (IDIEC) M. Tesar Sandikapura menjelaskan perbedaan gambar 2D dengan gambar 3D terdapat pada struktur gambar.
Gambar 2D memiliki struktur gambar yang datar seperti kertas. Sementara 3D, memiliki struktur gambar yang muncul dan tidak datar.
Dalam kasus topeng yang digunakan untuk mengelabui sistem verifikasi muka kurir di Gojek, gambar yang digunakan, menurutnya, bergambar 2D. Jika kondisinya demikian, maka sistem verifikasi wajah Gojek sangat lemah.
“Kalau 2D orang awam pun bisa memanipulasi dengan printer biasa. Kalau 3D lebih susah karena harus timbul, usahanya lebih susah,” kata Tesar, Kamis (25/11/2021).
Tesar berpendapat jika sistem verifikasi muka di Gojek tidak dapat membedakan wajah asli dengan topeng 2D, maka sistem verifikasi di Gojek sangat rentan dikelabui.
Sistem verifikasi muka seharusnya sangat sensitif terhadap tekstur. Dalam beberapa kasus, karena sangat sensitif, seandainya lekukan hidung kurang tajam, atau lekukan bibir terlalu bawah, sistem verifikasi wajah seharusnya menolak.
Tesar mengatakan terdapat 200 titik yang dianalisa oleh sebuah sistem verifikasi wajah yang sebenarnya.
Namun dalam kasus Gojek, topeng berbentuk datar atau 2D dan tanpa lekukan, masih dapat digunakan untuk membuat akun. Dengan memiliki banyak akun, mitra kurir nakal pun dapat melarikan diri dengan mudah dan tanpa terlacak.
“Yang dibaca sama sistem itu kan salah satunya adalah kedalaman struktur muka. Mata berapa dalam, hidung bagaimana dan lain sebagainya. Jika gambar 2D bobol, artinya algoritma Gojek rentan,” kata Tesar.