Bisnis.com, JAKARTA - VMware, Inc., perusahaan perangkat lunak virtualisasi, mengungkapkan bahwa faktor keamanan menjadi pertimbangan utama bagi masyarakat Indonesia dalam memilih penyedia layanan finansial, khususnya yang berbasis digital.
Dalam VMware Digital Frontiers 3.0 Study diketahui sebanyak 9 dari 10 (90 persen) responden Indonesia telah menerima sistem pembayaran nirkontak. Sayangnya, sebanyak 24 persen dari jumlah tersebut, menyatakan bahwa organisasi-organisasi layanan finansial belum mampu beradaptasi atau meningkatkan layanan di tengah dinamika industri yang terjadi saat ini.
Tidak hanya itu, Country Manager VMware Indonesia Cin Cin Go mengatakan bahwa keamanan menjadi fondasi penting dalam memberikan pengalaman digital (digital experience) terbaik kepada masyarakat. Sebab, masyarakat cenderung memilih layanan finansial yang dapat menjamin keamanan data dan uang mereka.
“Sebanyak 79 persen responden menyatakan bahwa sisi keamanan menjadi prioritas utama bagi nasabah dalam memilih penyedia layanan finansial, disusul kemudahan dalam penggunaan aplikasi dan layanan digital sebesar 70 persen,” kata Cin Cin dalam konferensi virtual, Kamis (22/7/2021).
Merujuk VMware Digital Frontiers 3.0 Study, kata Cin Cin, diketahui juga nasabah Indonesia sigap dalam beralih ke digital dan siap menerima layanan digital yang diberikan penyedia layanan finansial.
Menurut studi tersebut, sebanyak 58 persen responden Indonesia menyatakan antusiasme untuk terlibat dengan organisasi-organisasi layanan finansial. Capaian ini cukup tinggi dibandingkan dengan negara-negara lain di Asia Tenggara, seperti Singapura yang hanya 44 persen, Filipina sebesar 57 persen, Malaysia sebesar 56 persen, dan Thailand 62 persen.
Tidak hanya itu, studi juga menyebutkan 53 persen masyarakat Indonesia lebih memilih mengakses layanan perbankan melalui aplikasi daripada langsung mengunjungi gedung cabang secara langsung. Nasabah berharap dapat merasakan layanan yang lancar dan akses ke aplikasi yang efektif.
“Ini tercermin dari adanya sebanyak 70 persen responden Indonesia yang mengutamakan kemudahan dalam mengakses aplikasi dan layanan digital sebagai prioritas utama dalam memilih penyedia layanan finansial,” kata Cin Cin.
Cin Cin mengatakan angka tersebut termasuk salah satu yang tertinggi di antara negara-negara Asia Tenggara lainnya, Thailand (80 persen), Singapura (61 persen), Filipina (63 persen) dan Malaysia (67 persen).
Lebih dari setengah responden Indonesia yang menganggap bahwa lembaga-lembaga layanan finansial lebih baik dalam menghadirkan pengalaman digital kepada masyarakat dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang ritel, layanan kesehatan, pemerintahan, hingga edukasi.
Dengan pencapaian tersebut, kata Cin Cin, industri harus lebih fokus dalam memperkokoh fundamental mereka sehingga mampu menghadirkan pengalaman digital yang lebih baik bagi konsumen.
Peningkatan diharapkan terjadi di sisi keamanan dan proteksi data (53 persen), kemudahan dalam penggunaan di lintas perangkat (51 persen), hingga kecepatan layanan (40 persen).
“Saat ini nasabah telah paham dengan teknologi-teknologi tersebut dalam mendukung interaksi mereka dengan layanan bank,” ujar Cin Cin.