Bisnis.com, SINGAPURA – Eksistensi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) tercatat sudah lama dan menjadi bagian dari ilmu komputer. Sejarah AI berawal pada era 1950-an ketika Bapak Ilmu Komputer Alan Turing dalam tulisannya membahas Computing Machinery and Intelligence yang membangkitkan semangat pengembangan AI.
Di era teknologi modern, produk-produk hasil AI muncul dalam beragam bentuk, mulai dari asisten pribadi digital besutan Apple, yakni Siri hingga fitur auto correct pada ponsel yang berfungsi menghindari typo ketika mengetik pesan.
Adapun kehadiran ChatGPT pada November 2022 adalah sebuah game-changer di dunia AI. Salah satu hal yang paling signifikan dari ChatGPT adalah kemampuannya memproses dan memahami bahasa alami pada tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya. Hal ini menjadikan ChatGPT berpengaruh pada berbagai aplikasi, mulai dari chatbot layanan pelanggan hingga aplikasi terjemahan bahasa asing.
Selain kemampuan pemrosesan bahasa alaminya, ChatGPT juga sangat serbaguna. ChatGPT atau aplikasi generative-AI lain dapat dilatih untuk melakukan berbagai tugas, sehingga menjadikannya solusi ideal bagi perusahaan yang ingin mengotomatisasi berbagai proses analisa data.
Meskipun ChatGPT dan aplikasi AI lain yang serupa menarik sektor korporasi, keduanya juga menimbulkan beberapa pertanyaan penting tentang masa depan dunia kerja. Seiring dengan kemajuan AI, banyak profesi akan segera ketinggalan zaman, karena mesin mampu melakukan tugas dengan lebih efisien dan efektif dibandingkan manusia.
Kehadiran generative-AI juga menimbulkan masalah lain seperti isu kemanan data yang menjadi faktor penting bagi para korporasi.
Chief Research and Innovation Officer VMware Chris Wolf/Bisnis-Farid Firdaus.
Adapun Bisnis berkesempatan berbincang-bincang dengan salah satu expert global di bidang AI dalam gelaran VMware Explore 2023 selama 27-28 September 2023 di Singapura. Berikut petikan wawancara bersama Chief Research and Innovation Officer VMware Chris Wolf:
1. Boleh diceritakan sejauh mana keterlibatan VMware di sektor AI?
VMware sudah berkontribusi dan investasi di beberapa proyek-proyek populer AI. Khusus untuk pengembangan private-AI, kita sudah ada use case di beberapa pelanggan. Kami mengambil beberapa pelajaran dari use-case tersebut, saat data-data harus dipindahkan ke public cloud, dan ini bukan sebuah opsi bagi kami.
Strategi perusahaan adalah kami tidak mau dipaksa untuk menempatkan data-data di sebuah sistem yang dibangun pihak lain dalam hal memanfaatkan AI. Pada akhirnya, solusi terbaik bagi kami sebagai perusahaan adalah memanfaatkan sistem open source untuk menghadirkan sebuah model ke data center kami.
Awalnya memang kami memanfaatkan AI untuk internal perusahaan. Kemudian, kami menyadari pelanggan-pelanggan VMware juga menemukan masalah yang sama. Lalu, kenapa tidak kita ambil sebuah model yang kita pelajari secara internal untuk membantu pelanggan perusahaan.
2. Jika sebuah perusahaan ingin mengimplementasikan AI, mana yang terbaik? Apakah menggunakan model AI yang sudah tersedia dan melatih AI ini, atau membangun model AI sendiri dari nol?
Mayoritas perusahaan menggunakan model AI dengan sistem yang sudah terbangun dan tersedia.
Sementara itu, kalau perusahaan yang memang ingin membangun AI mereka sendiri, dari pengalaman saya membantu perusahaan ritel, mereka menggunakan AI pada mesin pemantau (CCTV).
Kasus mereka sangat menarik, karena biasanya perusahaan ini ingin menangkap pencuri di toko-toko mereka, tapi ada satu perusahan retail yang ingin tahu apakah ada pelanggan yang berdiri di rak-rak barang tertentu dalam waktu yang lama. Karena mungkin saja pelanggan toko ini mencari sesuatu dan membutuhkan bantuan. Ketika AI melihat pelanggan toko seperti ini, AI akan mengirim pesan ke manajer toko jika ada pelanggan yang butuh asistensi. Dan ini berpengaruh terhadap penjualan mereka.
3. Apakah ada masalah keamanan data pada private-AI?
Mungkin akan ada tantangan keamanan ke depan, tapi saya bisa menekankan bahwa dengan model private-AI yang VMware bangun bisa menjamin data-data Anda aman. Kami bisa menyediakan satu sistem untuk mengelola AI dan non-AI. Ini penting, karena artinya pelanggan bisa menghemat biaya.
4. Berapa nilai adopsi AI di Asia Tenggara?
Secara umum, Asia Tenggara masih dalam tahap early days. Perusahaan-perusahaan besar di wilayah ini punya sistem data analytic dan mereka punya tim sendiri untuk divisi ini. Perusahaan-perusahaan itu sebenarnya sudah bersentuhan dengan AI.
Yang kita lihat sekarang adalah penggunaan AI dalam jumlah besar dan upaya untuk mempemudah korporasi memanfaatkan AI. Itulah alasan mengapa kita melihat gelombang dalam pemanfaatan AI.
Saat bersamaan, kita juga merasa tidak perlu selalu memecahkan masalah dengan AI. Pilih saja satu masalah atau kasus penting, dan selesaikan dengan AI. Jika berhasil, maka ini akan menjadi pelajaran berharga bagi sebuah perusahaan di dunia baru ini.
5. Ada contoh umum menggenai pemanfaatan AI di korporasi?
Di sektor manufaktur, di mana AI digunakan untuk memantau mesin-mesin di pabrik dan menganalisa data-data dari aktivitas mesin itu.
Selain itu, AI juga bisa digunakan untuk memproduksi konten-konten marketing pada sebuah perusahaan, atau memilih model-model marketing terbaik. Produksi tulisan atau konten dalam jumlah banyak pada waktu yang singkat dalam sebuah blog juga bisa kita dapatkan lewat AI.
6. Sekarang ada kekhawatiran AI akan menggantikan pekerjaan manusia, bagaimana menurut Anda?
Kalau kita kembali ke era 1980an, ada pernyataan bahwa personal computer menggantikan kerja karyawan kantor. Pada waktu itu orang-orang memang bekerja secara manual, atau semua tulis tangan.
Namun, produsen-produsen laptop pada akhirnya memikirkan bagaimana cara membuat laptop dengan sistem yang lebih baik agar penggunanya dalam menjalankan pekerjaan mereka dengan lebih baik.
Di VMware, kita membangun model AI yang bernama intelligent assist. Konsep ini penting, karena AI adalah alat yang membantu manusia. Mungkin ada pihak lain yang medefinisikan AI dengan cara yang berbeda, tapi bagi saya AI tidak menggantikan seluruh pekerjaan manusia.
Anak saya sudah menggunakan AI untuk membantu mereka berlajar. Di skala universitas, professor engineering sudah mendorong mereka menggukan AI karena mereka melihat AI akan banyak efektif digunakan di masa depan.
7. Bagi masyarakat awam yang ingin memanfaatkan AI, mereka bisa mulai dari mana?
ChatGPT adalah contoh aplikasi online yang baik dan sederhana. Selain itu, kalau Anda ingin mulai coding dengan AI, Anda bisa mulai lewat aplikasi Hugging Face, karena cukup menyenangkan di mana Anda tidak perlu memiliki keterampilan spesifik mengenai coding.
8. Kapan kira-kira AI akan diadopsi secara penuh?
Saya sangat optimistis mengenai adopsi AI. Contohnya sektor kesehatan. Ketika dokter menggunakan AI untuk melakukan diagnosa, AI akan menganalisa rekam jejak masalah kesehatan seorang pasien dan mengidentifikasinya dan memberikan rekomendasi kepada dokter.
Menurut saya, sektor kesehatan global akan dapat berkembang pesat dengan AI.
Jika kita melihat sejarah teknologi modern, misalnya ketika mesin pencari Google diluncurkan, Google benar-benar merubah internet. Dan AI merupakan kasus yang hampir sama, karena AI akan membuat manusia lebih efisien dalam menemukan jawaban, dan menemukan work-life balance.
Kendati demikian, mungkin kita akan menemukan masalah dalam pemanfatan AI. Misalnya, AI bisa saja memproduksi konten artikel yang tidak faktual.
Intinya bagi para technologist adalah dua pilihan. Pertama, adalah kita menyingkir atau memilih tidak berpartisipasi pada teknologi baru. Kedua, adalah memilih ikut berpartisipasi dan ikut menentukan hasil akhirnya. Itulah VMware, kita ingin membentuk arah AI untuk kebaikan.
9. Kapan kira-kira AI akan booming di Asia Tenggara?
Menurut saya booming dalam waktu dua tahun. Pada awal 2024, kemungkinan kita akan melihat beberapa hasil yang positif dari para early adopter, dan mungkin juga melihat hasil negatif ketika orang-orang menemukan AI tidak memberikan nilai tambah kepada bisnis mereka. Saya bisa bilang 2024 adalah learning year. Kemudian, 2025 adalah growth year.