Bisnis.com, SINGAPURA – Perusahaan semikonduktor Amerika Serikat (AS) Broadcom Inc. akan menuntaskan akuisisi seluruh saham VMware Inc. dengan nilai transaksi US$61 miliar atau setara Rp945,09 triliun pada Oktober 2023. Bagi VMware, akuisisi ini adalah salah satu tonggak pencapaian terpenting dalam 25 tahun perusahaan berdiri.
Broadcom memiliki rekam jejak akuisisi jumbo dalam 6 tahun terakhir. Sebelumnya, Broadcom membeli CA Technologies senilai US$18,9 miliar pada November 2018, dan mengambilalih divisi bisnis keamanan perusahaaan milik Symantec senilai US$10,7 miliar pada November 2019. Seluruh akuisisi ini bertujuan untuk melebarkan ekspansi bisnis software Broadcom.
Semula pengumuman Broadcom mengakuisisi VMware pada Mei 2022 sempat menimbulkan kekhawatiran pelaku pasar. Kekhwatiran tersebut menyoroti apakah VMware akan berhenti berinovasi di bawah kendali Broadcom. Namun, tampaknya akuisisi ini bakal menjadi game-changer bagi investor di sektor teknologi dan bagi kedua perusahaan itu sendiri.
CEO VMware Raghu Raghuram menjelaskan akan ada target dan roadmap baru yang menjadi acuan perseroan, setelah nanti Broadcom menuntaskan transaksi akuisisi. Namun pihaknya belum dapat mengungkapkan kisi-kisi target baru tersebut, termasuk soal aspek tenaga kerja.
“Kita bicara akuisisi yang besar dan hal ini menentukan banyak hal. Target-target baru biasanya diumumkan setelah akuisisi selesai. Manajemen Broadcom akan mengambil keputusan dan mereka yang mengumumkan ke publik,” kata Raghu di sela-sela acara VMware Explore 2023 di Singapura, Kamis (28/9/2023).
Broadcom sebelumnya telah mengumumkan akan menggelontorkan investasi senilai US$2 miliar ke VMware usai penutupan transaksi. Setengah dari investasi tersebut akan fokus pada penelitian dan pengembangan (R&D). Setengahnya lagi akan ditujukan untuk mempercepat penerapan produk-produk dan ekositem mitra VMware.
Menurut Raghu, perseroan akan tetap berpegang pada fundamental digital yakni menawarkan infrastruktur software yang mendukung any app, on any cloud, to any device. Ia juga melihat pasar Asia Tenggara masih menjanjikan di masa mendatang.
“Banyak faktor yang menentukan di sini [Asia Tenggara], mulai dari inklusi digita, hingga pertumbuhan ekonomi. Sekarang kita sudah bicara mengenai private-AI, dan pelanggan kami ternyata juga ingin tahu lebih banyak mengenai hal ini. Saya harap ini bisa sangat menarik ke depannya,” jelas dia.
Baru-baru ini VMware menjalin kerja sama strategis dengan perusahaan chip Nvidia lewat program VMware Private AI Foundation with NVIDIA.
CEO VMware Raghu Raghuram menyampaikan keynote speech saat pembukaan VMware Explore 2023 di Singapura, Rabu (27/9/2023)/Bisnis-Farid Firdaus.
Solusi private-AI merupakan jawaban untuk para korporasi yang tertarik menerapkan generative artificial intelligence (generative-AI) tanpa harus khawatir dengan keamanan data pribadi.
Dengan arsitektur private-AI, korporasi memiliki fleksibilitas untuk menjalankan model AI pilihan mereka, baik yang proprietary maupun open-source, yang di dekat pusat data mereka berada. Sistem tersebut dinilai menghasilkan performa yang lebih baik dan waktu respons yang lebih cepat saat karyawan melakukan kueri dan berinteraksi dengan model AI.
Pendekatan arsitektur private-AI disebut meningkatkan perlindungan keamanan siber karena memberikan visibilitas dan kendali yang lebih besar kepada tim TI, sehingga memungkinkan mereka untuk menetapkan kebijakan keamanan yang cerdas serta melindungi data-data sensitif.