Bisnis.com, JAKARTA – PT XL Axiata Tbk. (EXCL) mengusulkan proses pengadaan pita frekuensi 26GHz- 28GHz melalui seleksi penawaran harga. Mekanisme beauty contest dinilai berpotensi berpihak pada operator tertentu.
Group Head Corporate Communications XL Axiata Tri Wahyuningsih mengatakan skema terbaik untuk mekanisme seleksi pita gelombang milimeter atau mmWave band 26-28 GHz adalah mekanisme seleksi dengan penawaran harga (auction).
Seleksi penawaran harga tersebut juga mempertimbangkan jumlah blok lelang sehingga bisa membuka peluang bagi semua operator.
Sebagai gambaran, per blok minimal 100 MHz dan setiap operator boleh menawar lebih dari 1 blok, pertimbangan lain adalah reserved price yang lebih rendah dari pada pita tengah dan pita bawah.
“Lebih rendah karena mmWave memerlukan nilai investasi yang jauh lebih besar dan mmWave memiliki indeks frekuensi yang jauh lebih kecil dibandingkan mid band dan low band,” kata Ayu kepada Bisnis, Kamis (1/7/2021).
Ayu mengatakan meski perusahaan tertarik dengan pita 26-28GHz, perseroan tetap akan melakukan perhitungan lebih dahulu untuk mengukur asas manfaat yang diterima perusahaan.
XL juga mengusulkan opsi lain yaitu dengan pemberian insentif pada tahun ke-1 sampai ke-3 kepada operator seluler dengan harga yang serendah-rendahnya untuk memberikan kesempatan kepada operator seluler untuk perluasan penetrasi ekosistem jaringan gelombang milimeter.
“Selain itu untuk menghasilkan lalu lintas data dahulu sebelum pada tahun berikutnya membayar biaya spektrum sehingga manfaat mmWave untuk transformasi digital dan industri 4.0 dapat lebih dirasakan,” kata Ayu.
Ayu mengatakan mekanisme beauty contest bukan opsi terbaik, karena sering kali berpihak kepada operator tertentu yang memiliki kelebihan dari sisi multi performance seperti jaringan, layanan, keuangan, dan tolak ukur lainnya.
Keberpihakan tersebut berpotensi berujung pada ketidakseimbangan industri dari kacamata kompetisi yang sehat.
“Akan terjadi ketimpangan yang cukup signifikan antara 1 operator dengan operator lainnya,” kata Ayu.
Selain itu, Ayu juga mengatakan penggunaan spektrum 26-28GHz akan lebih efisien jika diagregasi dengan spektrum tengah - di bawah 6GHz - seperti 3,5 GHz atau 2,6 GHz.
“Kami berharap pemerintah dapat merealisasikan kedua spektrum ini untuk mempercepat implementasi 5G dengan pengalaman yang sesungguhnya di Indonesia,” kata Ayu.