Ada Kelangkaan Pasokan, Zyrex Siapkan Strategi Khusus

Akbar Evandio
Rabu, 31 Maret 2021 | 06:30 WIB
Tampilan Zyrex Confidante yang merupakan perpaduan laptop dan tablet. PT Zyrexindo Mandiri Buana Tbk bersiap go public dengan menawarkan saham ke publik di Bursa Efek Indonesia. - Dok. Istimewa
Tampilan Zyrex Confidante yang merupakan perpaduan laptop dan tablet. PT Zyrexindo Mandiri Buana Tbk bersiap go public dengan menawarkan saham ke publik di Bursa Efek Indonesia. - Dok. Istimewa
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – PT. Zyrexindo Mandiri Buana menyatakan perusahaan dapat meningkatkan pangsa pasarnya di angka 5—6 persen pada 2021. Sebab, perusahaan memiliki strategi untuk lolos dari tantangan kelangkaan pasokan.

Pendiri dan Direktur Utama Zyrex Timothy Siddik mengatakan perusahaan telah mengantisipasi kendala tersebut dengan melakukan pemesanan kebutuhan pasokan pada jauh hari dengan jumlah yang relatif dapat dipenuhi pabrikan dari Taiwan dan China.

“Untuk memenuhi kapasitas pasokan kami masih bisa memenuhinya. Memang, kelangkaan pasokan turut dialami oleh Zyrex, tetapi kami sudah memesan kebutuhan kami sampai Desember 2021. Bahkan, [pasokan] hingga Juni 2021 kami sudah aman,” ujarnya saat dihubungi Bisnis, Selasa (30/3/2021).

Lebih lanjut, dia menjelaskan kebutuhan pasokan di bidang informasi dan teknologi (IT) memang menjadi kendala secara global. Tetapi, menurutnya, dengan perencanaan matang dan memberikan perkiraan kebutuhan pada vendor perseroan bisa memenuhi kebutuhan permintaan masyarakat hingga akhir 2021.

“Pangsa pasar kami di laptop masih di bawah 3 persen, tetapi ini menerjemahkan masih ada peluang besar untuk meningkatkan pangsa pasar kami. Bahkan, kami optimis dapat mencapai 5–6 persen [pangsa pasar] pada tahun ini,” katanya.

Lebih lanjut, Timothy mengatakan dengan strategi tersebut perusahaan optimis dapat meningkatkan penjualan laptop pada tahun ini. Sebelumnya, dia menyebutkan ada peningkatan penjualan hingga 50 persen pada 2020 bila dibandingkan tahun sebelumnya.

“Penjualan kami pada 2019 dibandingkan 2020 ada kenaikan hingga 50 persen, tahun ini kami prediksikan akan naik lagi hingga 80 persen. Sebab bahan baku sudah aman sampai Juni 2021 dan kami sangat percaya diri akan tumbuh signifikan,” kata Timothy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper