Bisnis.com, JAKARTA – PT Palapa Timur Telematika menuturkan sejak Januari 2019 hingga saat ini telah terjadi 174 kasus vandalisme yang terjadi di proyek strategis nasional (PSN) Palapa Ring Timur.
Direktur Operasional Palapa Timur Telematika Eddy Siahaan mengatakan penggelaran jaringan di Palapa Ring Timur memiliki sejumlah kendala seperti kultur budaya, akses transportasi dan keamanan. Sejak proses pembangunan dilakukan, terdapat sekitar 174 kasus perusakan Palapa Ring Timur dengan empat kasus di ataranya masuk dalam kategori perusakan besar dengan total kerugian ratusan miliar rupiah.
“Kerugian bisa bersumber dari aset yang dirusak, bertambahnya beban dan modal untuk bangun kembali, dan kehilangan pendapatan. Secara detail masih dilihat, kasat mata bisa mencapai ratusan miliar,” kata Eddy dalam konferensi virtual, Rabu (20/1/2021).
Sementara itu, Project Manager Palapa Timur Telematika Herald Napitupulu menjelaskan dari 174 kasus tersebut, mayoritas masuk dalam kategori sedang – seperti pemotongan kabel serat optik – dan kategori ringan seperti ancaman.
Perbaikan dan pemulihan untuk kategori sedang membutuhkan waktu sekitar 1 bulan. Adapun, untuk aksi vandalisme kategori berat - berupa pembakaran perangkat hingga penebangan menara telekomunikasi - membutuhkan waktu sekitar 3--6 bulan untuk proses perbaikan dan pemulihan jaringan, dengan biaya sekitar belasan hingga puluhan miliar.
“Awal Januari 2020 menara kami setinggi 62 meter dirobohkan dan sistem tenaga dibakar,“ kata Herald.
Adapun yang terjadi pada Sabtu (9/1) adalah perusakan dua menara repeater yang terletak di atas gunung dengan ketinggian sekitar 3.000 meter.
Dampak dari perusakan tersebut, kata Herald adalah terputusnya jaringan internet 4G milik Telkomsel - selaku penyewa - di Kota Ilaga, Ibu Kota Kabupaten Puncak. Masyarakat tidak dapat melakukan panggilan atau percakapan dengan video dan menggunakan layanan internet lainnya karena hanya jaringan 2G yang dapat beroperasi.