Kapasitas IMEI Ditambah, Ini Dampak pada Industri Ponsel pada 2021

Akbar Evandio
Jumat, 25 Desember 2020 | 19:51 WIB
Sejumlah remaja menggunakan ponsel saat berkomunikasi di Medan, Sumatera Utara, Jumat (17/4/2020). Pemerintah beserta operator seluler sepakat akan tetap memberlakukan aturan blokir Internasional Mobile Equipment Identity (IMEI) mulai 18 April 2020 dalam upaya memberantas ponsel atau HP ilegal yang banyak beredar di pasaran./ANTARA FOTO-Septianda Perdana
Sejumlah remaja menggunakan ponsel saat berkomunikasi di Medan, Sumatera Utara, Jumat (17/4/2020). Pemerintah beserta operator seluler sepakat akan tetap memberlakukan aturan blokir Internasional Mobile Equipment Identity (IMEI) mulai 18 April 2020 dalam upaya memberantas ponsel atau HP ilegal yang banyak beredar di pasaran./ANTARA FOTO-Septianda Perdana
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Sempat  penuhnya mesin Centralized Equipment Register (CEIR) sehingga tidak bisa menampung pendaftaran IMEI ponsel baru menjadi salah satu momok di industri ponsel.

Adapun, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama sejumlah pemangku kepentingan mengatakan akan menambah kapasitas mesin CEIR sebanyak 800.000 kapasitas, sehingga total menjadi 2 miliar slot untuk mendukung berlakunya kebijakan pengendalian IMEI ponsel pintar.

Pemangku kepentingan yang dimaksud dalam hal ini antara lain adalah Asosiasi Industri Perangkat Telematika Indonesia (AIPTI) dan Asosiasi Ponsel Seluruh Indonesia (APSI).

Ketua umum Asosiasi Industri Perangkat Telematika Indonesia (AIPTI) Ali Soebroto membenarkan hal tersebut, dia mengatakan bahwa kapasitas ini bisa mendukung produksi dan penjualan ponsel di Tanah Air hingga 5 tahun,

“Secara teoritis 5 tahun sehingga untuk kuartal pertama pada 2021 nanti tidak ada masalah [pada IMEI] dan dengan adanya kerjasama dengan Kominfo kami harapkan untuk seterusnya tidak ada masalah [pada kapasitas IMEI," katanya saat dihubungi Bisnis, Jumat (25/12/2020).

Lebih lanjut, dia menjelaskan bahwa dua implikasi langsung dari penambahan kapasitas ini, selain pada produksi dan penjualan yang bisa terus berjalan.

Pertama, dia mengatakan bahwa minat konsumen untuk membeli ponsel pintar akan mulai pulih dan yang kedua adalah ponsel pintar akan makin masif bergerak untuk mendukung 5G yang rencana realisasinya ada di semester II/2021.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper