Tahun Depan Bakal Lahir Unikorn Baru, Cek Tanda-tandanya

Akbar Evandio
Senin, 21 Desember 2020 | 20:00 WIB
Ilustrasi/Istimewa
Ilustrasi/Istimewa
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Asosiasi Layanan Urun Dana Indonesia (Aludi) menilai 2021 memberi titik terang bagi Indonesia untuk melahirkan unikorn baru.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Asosiasi Layanan Urun Dana Indonesia (Aludi), Budi Sukmana mengatakan bahwa dari tren sepanjang 2020, lahirnya unicorn baru dikarenakan akan terjadi konsolidasi dan juga akuisisi yang masif di tahun mendatang.

“Akan ada konsolidasi dan akuisisi secara horizontal atau vertikal, dan juga inovasi-inovasi membuat startup baru yang lahir dengan perubahan perilaku konsumen secara digital,” ujarnya saat dihubungi Bisnis.com, Senin (21/12/2020).

Lebih lanjut, dia menjelaskan bahwa makin banyak kesempatan startup menyandang gelar unikorn akan berefek pada lahirnya pemain baru untuk meramaikan pasar.

Dia melanjutkan bahwa saat ini startup yang mempunyai pasar ritel, sudah didominasi oleh superapp Indonesia, seperti Gojek, Grab, dan Tokopedia.

“Dampaknya adalah inovasi yang muncul [dari pemain baru] mempunyai traction yang baik adalah yang dapat melengkapi kekurangan dari dari para unicorn [sebelumnya],” katanya.

Terlepas dari ini, dia mengatakan bahwa pemain baru akan hadir di sektor konvensional seperti agrikultur, maritim, edukasi, dan finansial yang mulai bermunculan untuk mendisrupsi bisnis model konvensional.

Selain itu, dia menyebutkan bahwa pada 2021 ekosistem penunjang startup di Indonesia makin lengkap. Pasalnya, pendanaan startup sudah mendapat dukungan pemerintah.

“Adanya LPI dan POJK baru seperti POJK57/2020 terkait penawaran efek melalui layanan urun dana berbasis teknologi yang menjadi sumber pendanaan baru bagi para pelaku startup dan UMKM [securities crowdfunding],” ujarnya.

Lebih lanjut, dia menjelaskan bahwa jumlah Venture Capital yang mulai aktif di Indonesia juga meningkat dari tahun ke tahun, begitu juga dengan jumlah tekfin yang dapat membantu kebutuhan finansial dari pelaku startup dan UMKM, mulai dari P2P lending productive dan platform securities crowdfunding.

“Kesinambungan program pemerintah ini baiknya berakar dari sinergi antar para praktisi, asosiasi pendukung, dan pemerintah agar program ini dapat dieksekusi secara efektif demi kemajuan industri,” kata Budi.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Akbar Evandio
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper