Terungkap! Ini Penyebab Telepon Spam Masih Marak di Indonesia

Leo Dwi Jatmiko
Kamis, 10 Desember 2020 | 17:17 WIB
Sejumlah remaja menggunakan ponsel saat berkomunikasi di Medan, Sumatera Utara, Jumat (17/4/2020). Pemerintah beserta operator seluler sepakat akan tetap memberlakukan aturan blokir Internasional Mobile Equipment Identity (IMEI) mulai 18 April 2020 dalam upaya memberantas ponsel atau HP ilegal yang banyak beredar di pasaran./ANTARA FOTO-Septianda Perdana
Sejumlah remaja menggunakan ponsel saat berkomunikasi di Medan, Sumatera Utara, Jumat (17/4/2020). Pemerintah beserta operator seluler sepakat akan tetap memberlakukan aturan blokir Internasional Mobile Equipment Identity (IMEI) mulai 18 April 2020 dalam upaya memberantas ponsel atau HP ilegal yang banyak beredar di pasaran./ANTARA FOTO-Septianda Perdana
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Aktivitas telepon atau SMS spam yang terjadi di Indonesia tidak terlepas dari kegiatan operator seluler yang kerap memberikan penawaran tidak terbatas untuk panggilan/SMS ke sesama operator (On-Net).

Wakil Presiden Direktur PT Hutchison 3 Indonesia Danny Buldansyah berpendapat bahwa tingginya aktivitas spam di Indonesia – sehingga menjadi juara nomor satu di Asia – disebabkan oleh ‘fasilitas’ panggilan/SMS gratis On-Net yang diberikan operator.

Fasilitas tersebut digunakan oleh oknum penipu untuk menghubungi banyak nomor dan mengirimkan SMS ke ratusan orang, mengingat fasilitas tersebut tidak terbatas.

On-Net adalah sambungan (Lokal atau SLJJ) antara dua pelanggan sesama operator. Sebagai contoh, dalam beberapa promo produk, operator A memberikan gratis telepon atau SMS sepuasnya selama digunakan dengan sesama pelanggan operator A.

“Kalau misalnya tarif normal mereka [oknum] biasanya tidak mau untuk spamming, karena mahal nanti jatuhnya. Misalnya Rp200/SMS, pasti orang tidak mau spam. Kirim 1.000 SMS sudah Rp200.000, belum tentu ada yang sangkut,” kata Danny kepada Bisnis.com, Kamis (10/12/2020).

Danny mengatakan untuk mengantisipasi aktivitas telepon atau SMS spam yang dilakukan oleh penipu, 3 Indonesia membaca pola panggilan telepon yang dilakukan oleh pelanggan.

Umumnya, kata Danny, pelanggan hanya menghubungi sekitar 20 – 25 nomor per hari, yang terdapat dalam kontaknya. Seandainya Tri menemukan pola panggilan oleh pelanggan yang melebih jauh di atas jumlah tersebut, 3 Indonesia akan memblokir nomor tersebut.

“Kami punya algoritma di internal kalau dia menelpon ke banyak nomor dan ganti-ganti, kemudian dia menggunakan produk kami yang gratisan, maka akan langsung kami blok,” kata Danny.

Meski demikian, lanjut Danny, untuk melacak dan memblokir nomor penipu tidak mudah. Oknum penipu kerap mengganti nomor setelah digunakan untuk menghubungi target.

Dia menjelaskan bahwa aktivitas spam – telepon dan SMS -- umumnya dilakukan person to person (P2P), yaitu seseorang menghubungi orang lainnya. Sangat jarang aktivitas spam yang dilakukan secara application to person (A2P).

Untuk diketahui, SMS P2P adalah SMS yang proses pengiriman pesannya melalui media SMS ponsel atau perangkat keras ke ponsel lainnya dengan menggunakan jaringan operator seluler.

Salah satu hal yang paling mencolok dari SMS P2P – yang biasa digunakan untuk penipuan – adalah tidak ada identitas pengirim (sender ID). SMS yang diterima berasal dari nomor ponsel (MSISDN) regular yang tidak dikenal oleh pelanggan dan nomornya sangat panjang, seperti 0812XXXXX, 0813XXXX dan lainnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper