Awas! Telepon Spam Bikin Rugi Ratusan Juta Rupiah, Begini Modusnya

Leo Dwi Jatmiko
Kamis, 10 Desember 2020 | 13:07 WIB
Warga menerima panggilan masuk melalui telepon genggamnya di pelosok Mosairo, Nabire, Papua, Selasa (11/7)./ANTARA-Indrayadi TH
Warga menerima panggilan masuk melalui telepon genggamnya di pelosok Mosairo, Nabire, Papua, Selasa (11/7)./ANTARA-Indrayadi TH
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah dinilai perlu segera turun tangan mengatasi masalah telepon atau SMS spam berkategori penipuan. Literasi masyarakat yang masih rendah berisiko memberi dampak kerugian finansial.

Pakar digital forensik sekaligus CEO PT Digital Forensic Indonesia Ruby Alamsyah mengatakan panggilan/SMS spam berkategori promosi tak selalu memberi dampak negatif bagi masyarakat.

Umumnya, panggilan/SMS ini justru membuat masyarakat mendapat harga yang lebih murah untuk produk yang mereka butuhkan. Adapun, untuk telepon atau SMS spam berkategori penipuan berisiko menimbulkan kerugian yang sangat besar.

“Untuk spam kategori penipuan dampaknya luar biasa, karena merugikan masyarakat secara finansial, terutama kasus-kasus penipuan yang mengaitkan dengan perbankan maupun digital platform,” kata Ruby kepada Bisnis.com, Kamis (10/12/2020).

Ruby menjelaskan dalam menyalurkan ratusan panggilan atau ribuan pesan kepada calon target, pelaku tidak membutuhkan modal besar. Menurutnya, pelaku penipuan dapat membeli produk SMS/panggilan secara jumlah besar – dari berbagai sumber termasuk operator seluler -- sehingga mendapatkan harga murah.

Telepon spam tersebut kemudian disebarkan kepada pelanggan. Beberapa aplikasi berbayar bahkan dapat mengirimkan 200 – 500 SMS per detik.

Seandainya jumlah SMS yang dikirimkan kepada target sebanyak 10.000 SMS per hari, dengan 1-2 persen (sekitar 100 -200 nomor) target penerima SMS memberi respons atau menerima tawaran, maka diperkirakan penipu tersebut sudah dapat mengantongi uang puluhan juta rupiah.

Sekadar informasi, pada 2015 saat SMS ‘Mama Minta Pulsa’ sedang marak. Polda Metro Jaya berhasil menangkap komplotan pengirim SMS penipuan. Kepolisian mengungkapkan total uang yang berhasil dikumpulkan oleh para oknum selama 2 tahun beraksi, sekitar Rp13 miliar.

Kemudian, dua tahun berselang, Polres Metro Depok menangkap sindikat penipu melalui SMS spam lintas negara. Sindikat melakukan operasi di Indonesia untuk mengincar korban di Tiongkok. Sindikat tersebut berhasil menipu jutaan warga Tiongkok dengan kerugian sekitar Rp26 triliun per tahun.

“Biasanya mereka menggunakan perangkat lunak SMS blast tertentu agar mempermudah prosesnya. Dan satu teknik lagi, mereka juga bisa membeli secara bulk kepada penyedia broadcast SMS secara online dengan harga yang sangat murah,” kata Ruby.

Ruby juga menjelaskan bahwa literasi masyarakat mengenai telepon atau SMS penipuan masih sangat rendah. Sebagian besar dari mereka yang sadar terhadap modus ini lebih mengutamakan aplikasi pembantu seperti Truecaller dan sejenisnya, untuk mengidentifikasi nomor-nomor janggal.

Padahal, pemanfaatan aplikasi tersebut tidak sepenuhnya positif. Pasalnya, data di kontak gawai pengguna aplikasi dapat diambil diam-diam oleh pengembang aplikasi.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper