Jutaan Perangkat IoT Terblokir, Salah Siapa? Ini Kata Atsi

Leo Dwi Jatmiko
Sabtu, 21 November 2020 | 07:27 WIB
Tampilan aplikasi Spekun di smartphone pengguna solusi bike sharing di Universitas Indonesia (UI). Aplikasi ini memanfatkaan layanan Narrow Band-Internet of Things PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel)./dok. Telkomsel
Tampilan aplikasi Spekun di smartphone pengguna solusi bike sharing di Universitas Indonesia (UI). Aplikasi ini memanfatkaan layanan Narrow Band-Internet of Things PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel)./dok. Telkomsel
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia (Atsi) menilai terblokirnya jutaan perangkat Internet of Things disebabkan banyak faktor. Salah satunya adalah mahalnya harga yang ditetapkan Global System for Mobile Association (GSMA) terhadap nomor identitas IMEI.

Sekjen Atsi Marwan O. Baasir menilai akar permasalahan dari terblokirnya seluruh perangkat Handphone, Komputer genggam dan Tablet (HKT) dan Non-HKT disebabkan GSMA terlalu mahal dalam memberikan harga nomor IMEI.

Dia mengatakan GSMA memberi harga sekitar 4.000 Euro per 5 juta nomor. Menurutnya harga tersebut terlalu mahal, seharusnya harga yang ditetapkan GSMA sekitar 100 Euro per 5 juta nomor, dengan keuntungan menjadi pelanggan GSMA.

“Harganya mahal kemudian orang kloning nomor tersebut seperti di China, maka nomor IMEI sangat banyak dan banyak yang diblokir,” kata Marwan kepada Bisnis, Jumat (20/11).

Permasalahan lainnya, kata Marwan, adalah kapasitas CEIR yang penuh. Pemerintah dan sejumlah pemangku kepentingan – termasuk pemain IoT – enggan menyalurkan investasi untuk membeli perangkat CEIR baru

Dia mengatakan seharusnya pemerintah dan pemain IoT saling menghimpun dana untuk membeli perangkat CEIR. Operator seluler tak mau menyumbang perangkat CEIR lagi, mengingat harga CEIR yang sangat mahal sekitar US$14 juta.

Dari sisi pemerintah, kata Marwan, Kemenkominfo dan Kemenperin juga saling melempat tanggung jawab, sehingga permasalahan IMEI di Tanah Air makin runyam.

“Bisnisnya mau, investasinya tidak mau, jangan marah IMEI kena blokir,” kata Marwan.

Sebelumnya, Kementerian Komunikasi dan Informatika menyebutkan bahwa kapasitas mesin Central Equipment Identity Register (CEIR) hampir penuh. Dari total kapasitas 1,2 miliar nomor IMEI, perangkat CEIR saat ini sudah terisi sekitar 95 persen.

Akibat mesin CEIR yang hampir penuh tersebut sejumlah perangkat HKT resmi ikut terblokir. Tidak hanya itu, Asosiasi IoT Indonesia menilai sekurangnya terdapat jutaan perangkat IoT yang tak berfungsi karena terblokir.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Editor : Hafiyyan
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper