Bisnis.com, JAKARTA – PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) mengklaim daya beli masyarakat yang menurun memberi dampak signifikan pada pertumbuhan lalu lintas data pada kuartal III/2020.
Vice President Corporate Communications Telkomsel, Denny Abidin mengatakan pandemi Covid-19 sejak awal 2020 terus memberikan perlambatan ekonomi secara nasional, yang secara tidak langsung berdampak pada perseroan. Daya beli masyarakat menurun, begitu pun dengan para pelanggan Telkomsel, yang memangkas belanja kuota data yang berdampak pada pertumbuhan lalu lintas data.
Secara kuartal lalu lintas data Telkomsel tumbuh 7 persen pada kuartal III/2020, namun jika dikaitkan dengan pertumbuhan jumlah pelanggan yang melonjak signifikan, maka lalu lintas data yang tumbuh cenderung kecil.
“Pelanggan tetap setia menggunakan layanan Telkomsel, namun terjadi perubahan perilaku dalam beraktivitas digital, di mana kini adaptasi layanan gaya hidup digital makin cepat diadopsi oleh masyarakat,” kata Denny kepada Bisnis.com, Senin (9/11/2020).
Sekadar catatan, sepanjang 9 bulan pertama 2020, Telkomsel terus mencatatkan pertumbuhan jumlah pelanggan secara signifikan. Pada kuartal I, kuartal II, dan kuartal III/2020, Telkomsel mencatat lalu lintas data masing-masing sebesar 1,99 juta TB, 2,25 juta TB, dan 2,42 juta TB.
Adapun dari sisi pelanggan, meski sempat turun pada kuartal I dan kuartal II, pada kuartal III pertumbuhan pelanggan justru meroket. Tercatat pada masing-masing kuatal jumlah pelanggan Telkomsel sekitar 162 juta, 160 juta, dan 170 juta pelanggan.
Sebelumnya, Direktur Utama PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) Setyanto Hantoro mengatakan berdasarkan hasil survei yang dilakukan Telkomsel terhadap pelanggannya pada Maret - September 2020, ditemukan bahwa sekitar 22-27 persen pelanggan tidak terpengaruh terhadap pandemi secara pendapatan.
Kemudian untuk pelanggan yang agak terpengaruh pandemi --di mana sekitar 25 -40 persen pendapatannya berkurang --, ada sekitar 50 persen . Terakhir, pelanggan yang sangat terdampak – dimana pendapatannya berkurang hingga 60 persen -- ada sekitar 23 – 27 persen.
Akibat pendapatan pelanggan terdampak, maka perilaku dalam mengonsumsi paket pun berbeda.
Bagi pelanggan yang tidak terdampak, cenderung beralih ke layanan internet rumah atau intenet tetap (fixed broadband) karena Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) membuat mereka berdiam di rumah.
“Kurang lebih 72 persen pelanggan di segmen atas berada di rumah, selama pandemi,” kata Setyanto.
Adapun bagi pelanggan yang agak terdampak atau sekitar 50 persen pelanggan , kata Setyanto, tetap menggunakan layanan seluler milik Telkomsel, dengan perilaku konsumsi yang berubah.
Jika dahulu pelanggan membeli Rp100.000 per bulan, saat ini membeli paket ketengan dengan harga yang lebih murah dan waktu yang lebih pendek. Setyanto tidak menyebutkan nilai yang biasa dikonsumsi di level ini.
Sementara itu, untuk pelanggan dengan dampak paling besar atau badly hit menurunkan konsumsi paket seluler. Jika dahulu Rp50.000 per bulan, saat ini hanya Rp20.000 per bulan.
“Jadi memang karena pendapatan berkurang tingkat konsusmsi berkurang,” kata Setyanto.