Misterius, Ada Sinyal Ledakan Radio Cepat di Galaxy

Desyinta Nuraini
Jumat, 6 November 2020 | 11:02 WIB
Roket SpaceX Falcon 9, yang mengangkut pesawat ruang angkasa Dragon Dragon, terbang dengan sebuah pesawat uji coba ke Stasiun Antariksa Internasional dari Kennedy Space Center di Cape Canaveral, Florida, AS, 2 Maret 2019./Reuters
Roket SpaceX Falcon 9, yang mengangkut pesawat ruang angkasa Dragon Dragon, terbang dengan sebuah pesawat uji coba ke Stasiun Antariksa Internasional dari Kennedy Space Center di Cape Canaveral, Florida, AS, 2 Maret 2019./Reuters
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Para astronom mendeteksi adanya ledakan radio cepat di Bima Sakti (galaxy) untuk pertama kalinya. Semburan radio cepat, atau FRB, berlangsung hanya sepersekian detik tetapi bisa 100 juta kali lebih kuat dari Matahari.

Melansir Independent, Jumat (6/11/2020), para ilmuwan kesulitan melacak asal usul ledakan tersebut karena ledakannya sangat pendek, tidak dapat diprediksi, dan berasal dari jauh. Jelas bahwa mereka pasti terbentuk dalam beberapa kondisi paling ekstrim di alam semesta, dengan penjelasan yang disarankan termasuk segala sesuatu mulai dari bintang yang sekarat hingga teknologi alien.

Para ilmuwan yang menemukan FRB baru mengatakan semburan energi radio tampaknya berasal dari magnetar, atau bintang dengan medan magnet yang sangat kuat. Mereka dapat memastikan bahwa ledakan itu akan terlihat seperti FRB lain yang lebih jauh jika diamati dari luar galaksi kita sendiri dan menunjukkan bahwa setidaknya beberapa ledakan lain dapat dibentuk oleh objek serupa di tempat lain.

“Ada misteri besar tentang apa yang akan menghasilkan ledakan energi yang luar biasa ini, yang sampai sekarang telah kita lihat datang dari separuh alam semesta. Ini adalah pertama kalinya kami dapat menghubungkan salah satu semburan radio cepat yang eksotis ini ke satu objek astrofisika,” kata Kiyoshi Masui, asisten profesor fisika di MIT, yang memimpin analisis tim tentang FRB.

Deteksi dimulai pada 27 April, ketika para peneliti yang menggunakan dua teleskop luar angkasa menemukan beberapa sinar-X dan emisi sinar gamma yang berasal dari magnetar di ujung lain galaksi kita. Keesokan harinya, para peneliti menggunakan dua teleskop Amerika Utara untuk mengamati bidang langit itu, dan menangkap ledakan yang kemudian dikenal sebagai FRB 200428.

Selain menjadi FRB pertama dari Bima Sakti dan yang pertama dikaitkan dengan magnetar, ledakan tersebut adalah yang pertama mengirimkan emisi selain gelombang radio.

Penelitian ini dijelaskan dalam tiga makalah yang diterbitkan dalam Jurnal Nature. Itu mengandalkan data yang diambil dari teleskop di seluruh dunia, dengan tim ilmuwan internasional menggunakan pengamatan yang diambil dari peralatan di Kanada, AS, China, dan luar angkasa.

FRB pertama kali ditemukan pada 2007, segera memicu spekulasi tentang apa yang dapat menyebabkan ledakan energi yang begitu kuat. Magnetar telah muncul sebagai kandidat yang paling mungkin, terutama mengingat pekerjaan teoretis yang menunjukkan medan magnet mereka dapat bekerja seperti mesin, menggerakkan ledakan kuat.

Untuk mengujinya, para astronom telah mencoba untuk menempatkan asal semburan di bagian sekecil mungkin di langit. Secara teori, hal itu memungkinkan mereka untuk mengaitkannya dengan objek yang diketahui di luar angkasa, dan mencari asosiasi antara semburan energi radio dan fenomena astronomi lainnya.

Studi baru ini adalah yang pertama melakukan pekerjaan itu dan memberikan bukti yang menghubungkan FRB dengan magnetar. Setidaknya, itu bisa menjadi petunjuk berharga tentang asal mula setidaknya beberapa FRB tersebut.

"Kami menghitung bahwa ledakan kuat yang datang dari galaksi lain tidak akan dapat dibedakan dari beberapa semburan radio cepat, jadi ini benar-benar memberi bobot pada teori yang menyatakan bahwa magnetar bisa berada di belakang setidaknya beberapa FRB," kata Pragya Chawla, salah satu rekan penulis pada penelitian ini dan seorang mahasiswa PhD senior di Departemen Fisika di McGill.

Penemuan baru mungkin masih belum menjelaskan semua FRB yang diketahui. "Mengingat kesenjangan besar dalam energetika dan aktivitas antara sumber FRB paling aktif dan paling terang dan apa yang diamati untuk magnetar, mungkin magnetar yang lebih muda, lebih energik dan aktif diperlukan untuk menjelaskan semua FRB pengamatan," kata Paul Scholz, dari Dunlap Institute of Astronomy and Astrophysics di University of Toronto.

Jika FRB dapat dibuktikan berasal dari magnetar, banyak misteri yang masih tersisa. Para astronom perlu mencari mekanisme yang memungkinkan magnetar memberi daya pada FRB, misalnya untuk memahami bagaimana magnetar dapat mengirimkan semburan energi dan emisi sinar-X yang begitu terang dan tidak biasa pada saat yang bersamaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper