Fakta-fakta Proses Seleksi Menjadi Astronaut NASA, 1 Tes 50 Penguji!

Redaksi
Jumat, 26 April 2024 | 13:31 WIB
Astronaut NASA Kate Rubins (kiri), kosmonaut Rusia Anatoly Ivanishin dari Roscosmos (tengah), dan astronaut Takuya Onishi dari Japan Aerospace Exploration Agency (JAXA) duduk di kursi di luar pesawat antariksa Soyuz MS-01 beberapa saat setelah mendarat di dekat kota Zhezkazgan, Kazakhstan, Minggu, 30 Oktober 2016. Mereka mendarat setelah 115 hari di antariksa sebagai anggota awak Expedition 48 dan 49 di International Space Station/NASA-Bill Ingalls)
Astronaut NASA Kate Rubins (kiri), kosmonaut Rusia Anatoly Ivanishin dari Roscosmos (tengah), dan astronaut Takuya Onishi dari Japan Aerospace Exploration Agency (JAXA) duduk di kursi di luar pesawat antariksa Soyuz MS-01 beberapa saat setelah mendarat di dekat kota Zhezkazgan, Kazakhstan, Minggu, 30 Oktober 2016. Mereka mendarat setelah 115 hari di antariksa sebagai anggota awak Expedition 48 dan 49 di International Space Station/NASA-Bill Ingalls)
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Menjadi astronaut NASA merupakan profesi paling membanggakan dan mengagumkan. Proses seleksi astronaut NASA terkenal karena ketatnya, tidak hanya membutuhkan kebugaran fisik yang prima tetapi juga keterampilan yang beragam untuk mengatasi tantangan di luar angkasa.

Kriteria yang ketat dari agensi tersebut bertujuan untuk memastikan bahwa hanya kandidat terbaik yang dipilih untuk misi yang membawa mereka jauh dari Bumi.

NASA merupakan singkatan dari National Aeronautics and Space Administration yang merupakan badan independen Pemerintah Federal AS yang bertanggung jawab atas program luar angkasa sipil, serta penelitian aeronautika dan luar angkasa.

Melansir dari Space.com Jumat (26/4/2024), lebih dari 18.000 warga Amerika Serikat yang bersaing di putaran seleksi astronaut NASA pada 2017. Kandidat baru akan diumumkan Rabu, 7 Juni 2024, dan akan melapor untuk pelatihan dasar pada Agustus. 

Pada realitanya, para astronaut menghabiskan waktu dan karir mereka di program latihan dan membantu misi, bukan di luar angkasa.

Awalnya akan ada program latihan dasar selama 2 tahun yang mereka jalani demi menguatkan pelatihan bertahan hidup, bahasa, keterampilan teknis, dan hal-hal lain yang mereka perlukan untuk menjadi astronaut

Pelatihan mereka mencakup belajar bagaimana melakukan spacewalk, menjalankan robotika, menerbangkan pesawat, dan mengoperasikan Stasiun Luar Angkasa Internasional.

Para calon astronaut akan menerbangkan armada T-38 milik NASA untuk memperoleh keterampilan penerbangan, berlatih untuk spacewalk di kolam renang 18 meter di Johnson Space Center, menangkap wahana antariksa yang disimulasikan menggunakan versi latihan lengan robotik stasiun. Astronaut juga memperdalam keterampilan kepemimpinan dan pengikut mereka melalui pelatihan geologi dan survival. 

Setelah itu, setiap lamaran yang memenuhi syarat kemudian dinilai oleh panel yang disebut Panel Pemeringkatan Astronaut. Panel ini terdiri dari sekitar 50 individu, sebagian besar di antaranya adalah astronaut yang sedang bertugas. 

Panel tersebut menyeleksi beberapa ratus kandidat yang paling memenuhi syarat, dan kemudian melakukan pengecekan referensi terhadap setiap kandidat. Langkah ini menyusutkan jumlah calon menjadi hanya 120 orang. 

Sebuah kelompok yang lebih kecil, yaitu Badan Seleksi Astronaut, kemudian memanggil para kandidat ini untuk diwawancarai dan diperiksa secara medis.

Setelah itu, 50 kandidat teratas menjalani wawancara putaran kedua dan pemeriksaan kesehatan tambahan. Kandidat astronot akhirnya akan dipilih dari kelompok yang terdiri dari 50 orang ini.

Setelah lulus, astronaut baru dapat ditugaskan ke misi luar angkasa, atau ditugaskan ke peran teknis di Kantor Astronot di Johnson Space Center di Houston.

Peran ini dapat mencakup mendukung misi saat ini atau memberi nasihat kepada para insinyur NASA tentang cara mengembangkan pesawat ruang angkasa di masa depan.

Di luar kualifikasi akademis, NASA menghargai beragam keterampilan dan pengalaman yang dapat meningkatkan kandidat secara keseluruhan. Misalnya, keahlian dalam kegiatan seperti menyelam dan bertahan hidup di alam liar tidak hanya menunjukkan adaptabilitas tetapi juga mempersiapkan astronaut untuk tantangan eksplorasi luar angkasa.

Astronaut saat ini juga menggunakan wahana antariksa Rusia Soyuz untuk mencapai Stasiun Luar Angkasa Internasional. Stasiun tersebut merupakan tujuan utama jika ingin menguji penerbangan luar angkasa jangka panjang. 

Astronaut baru juga dapat menantikan peluncuran dari tanah Amerika, begitu kendaraan komersial baru siap digunakan. SpaceX maupun Boeing sedang menciptakan wahana antariksa untuk program awak komersial NASA.

Nantinya, setelah tiba di Stasiun Luar Angkasa Internasinal, mereka akan terbang sesuai dengan arah kebijakan antariksa Amerika Serikat di tahun-tahun mendatang, dan program apa saja yang melibatkan NASA. 

Pada 2030, NASA juga akan berencana mengirim austronaut mereka ke Mars. Untuk mewujudkan hal tersebut, agensi tersebut telah menyiapkan stasiun luar angkasa yang dekat dengan Bulan agar memudahkan perjalanan ke Mars. (Muhammad Diva Farel Ramadhan)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Redaksi
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper