Industri Gim dan Masa Depannya di Tanah Air

Gloria Fransisca Katharina Lawi
Jumat, 25 September 2020 | 19:13 WIB
SK Gaming telah ada sejak 1997. /Mercedes-Benz
SK Gaming telah ada sejak 1997. /Mercedes-Benz
Bagikan

4Tumbuh Selama Pandemi, Stigma Gim Perlu Diubah

Stigma sosial terhadap gim masih menjadi kendala pada pertumbuhan industri tersebut.

Selama pandemi, tingginya aktivitas dari rumah ternyata memberi imbas yang positif pada kinerja industri gim. Sejumlah pelaku mengakui terjadinya kenaikan jumlah pengguna aplikasi gim, yang berimbas pada kenaikan pendapatan perusahaan.

Meski begitu menurut CEO GGWO.ID, Ricky Setiawan pertumbuhan yang bagus selama pandemi bagi industri gim tentu memiliki konsekuensi yakni pentingnya perbaikan iklim usaha dan pengembangan bisnis gim.

Dia menjelaskan, pertumbuhan user dan pengembang gim di Indonesia memang membutuhkan SDM yang mumpuni. Hanya saja, sekalipun Indonesia memiliki potensi besar dari bonus demografi namun upaya merekrut dan mencari SDM sektor industri gim di Indonesia juga tidaklah mudah. 

Beberapa kendala yang masih dihadapi misalnya dari konteks sosial, stigma negatif terhadap industri gim juga masih tinggi khususnya dari orangtua, guru sekolah, dan pemuka agama. Untuk bisa mengubah persepsi negatif itu sangat penting pemerintah mengambil langkah dengan edukasi dan mensosialisasikan pola permainan yang sehat bagi para pecinta gim.

“Oleh sebab itu untuk mengukuhkan industri gim ini penting juga kebijakan perlindungan terhadap anak yang bisa menjamin konsumen bahwa mereka tidak kecanduan dan bisa bermain secara sehat dan suportif, misal, dengan pembatasan waktu bermain dan keterlibatan pengawasan orangtua,” tutur Ricky.

Ricky menilai keterlibatan pemerintah dari hal mendasar itu bisa membantu menciptakan iklim yang lebih bersahabat bagi terciptanya talent baru di industri gim. Selain itu, sentimen yang positif juga akan memudahkan pelaku usaha dalam pengembangan bisnis dan mendapatkan investor. 

Pasalnya, selama ini sangat banyak investor yang terkendala untuk menanam investasi industri gim bukan terkendala dengan perizinan, tetapi justru karena keterbatasan jumlah pemain pada sektor ini. Kondisi ini cukup mencemaskan karena lanskap industri gim berpotensi kekurangan ide-ide baru yang segar di masa depan. 

“Talent itu yang paling dibutuhkan sekarang, karena yang ada masih terbatas dan akhirnya sulit membuat gim baru, dan malah saling berebut talent apalagi basis coding itu dasarnya semua sama. Ini yang akhirnya menjadi tantangan juga,” ungkap Ricky.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper