Ekspansi Penyedia Jasa Internet Terbentur Permodalan

Leo Dwi Jatmiko
Selasa, 8 September 2020 | 10:45 WIB
Siswa Sekolah Dasar didampingi orang tua melakukan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dengan sistem daring pada hari pertama tahun ajaran baru 2020-2021 di Palembang, Sumatera Selatan, Senin (13/7/2020). Pemerintah Kota Palembang melalui Dinas Pendidikan menginstruksikan sekolah untuk melakukan sistem PJJ di awal tahun ajaran baru hingga September mendatang sebagai antisipasi penyebaran COVID-19 di lingkungan sekolah. ANTARA FOTO/Feny Selly
Siswa Sekolah Dasar didampingi orang tua melakukan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dengan sistem daring pada hari pertama tahun ajaran baru 2020-2021 di Palembang, Sumatera Selatan, Senin (13/7/2020). Pemerintah Kota Palembang melalui Dinas Pendidikan menginstruksikan sekolah untuk melakukan sistem PJJ di awal tahun ajaran baru hingga September mendatang sebagai antisipasi penyebaran COVID-19 di lingkungan sekolah. ANTARA FOTO/Feny Selly
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Asosiasi Penyelenggara Jaringan Telekomunikasi (Apjatel) menilai permasalahan permodalan menjadi tantangan terbesar bagi penyedia jasa intenet rumah untuk tumbuh selama pandemi Covid-19.

Ketua Umum Apjatel Muhammad Arif menilai kondisi finansial yang terbatas untuk gelar jaringan ke wilayah baru, menjadi tantangan terbesar penyedia layanan internet dalam melayani masyarakat untuk melakukan Pembelajaran Jarak Jauh.

Dia menuturkan bahwa pandemi Covid-19 telah membuat likuiditas perusahaan penyedia layanan internet menipis. Para penyedia layanan pun selektif dalam menggelar jaringan akibat pemangkasan anggaran belanja modal.

“Tantangannya adalah belanja modal sebab kalau kita ingin merangkul makin banyak pengguna, maka butuh belanja modal yang besar dan pada saat pandemi ini orang banyak yang menahan belanja modal karena penghasilan turun,” kata Arif kepada Bisnis.com, Senin (7/9/2020).

Arif mengatakan bahwa kebijakan belajar dan bekerja dari rumah telah membuat permintaan terhadap layanan internet rumah di wilayah-wilayah baru meningkat.

Alhasil, kata Arif, penyelenggara layanan internet rumah melakukan ekspansi dan menggelar jaringan ke pasar baru tersebut. Penggelaran dilakukan secara selektif, dengan melihat jarak kawasan baru tersebut.

Arif juga menuturkan meski mengalami peningkatan permintaan, jumlahnya tidak terlalu signifikan karena keterbatasan modal yang dimiliki penyedia layanan untuk ekspansi.

“Tidak sampai dua digit pertumbuhannya secara nasional, karena ekspansi lebih kepada daerah-daerah yang masih berdekatan bukan daerah-daerah jauh seperti luar Pulau Jawa,” katanya.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper