Perizinan Hambat Ekspansi Penyedia Jasa Internet saat Pandemi

Leo Dwi Jatmiko
Senin, 7 September 2020 | 17:10 WIB
Seorang siswi kelas 11 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) melakukan kegiatan belajar mengajar menggunakan internet di Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (1/4/2020). Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memperpanjang kegiatan belajar dari rumah bagi pelajar di Jakarta hingga 19 April 2020, hal itu sesuai dengan perpanjangan status tanggap darurat bencana pandemi Covid-19 bagi DKI hingga 19 April./ANTARA FOTO-Yulius Satria Wijaya
Seorang siswi kelas 11 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) melakukan kegiatan belajar mengajar menggunakan internet di Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (1/4/2020). Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memperpanjang kegiatan belajar dari rumah bagi pelajar di Jakarta hingga 19 April 2020, hal itu sesuai dengan perpanjangan status tanggap darurat bencana pandemi Covid-19 bagi DKI hingga 19 April./ANTARA FOTO-Yulius Satria Wijaya
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Perizinan yang sulit dinilai sebagai tantangan terberat bagi perusahaan penyedia jasa internet untuk menghadirkan layanan internet ke rumah-rumah.

Analis Kresna Sekuritas, Etta Rusdiana mengatakan, kendala utama dalam bisnis layanan internet ke rumah (fiber to the home/FTTH) selama Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) adalah perizinan pemasangan kabel yang masih berlapis-lapis.

Selain kesulitan dalam memperoleh perizinan dari pemerintah daerah, kata Etta, operator juga kesulitan untuk menjalin kerja business to business (B2B) dengan PLN perihal penyewaan tiang untuk menggantungkan kabel serat optik.

“PLN penetrasi terhadap penduduknya paling besar di Indonesia, terutama terkait durasi kontrak yang menimbulkan ketidakpastian investasi,” kata Etta kepada Bisnis.com, Senin (7/9/2020).

Etta menambahkan untuk menggelar jaringan baru atau ekspansi,perusahaan penyedia jasa internet juga membutuhkan komitmen dari pelanggan. Rendahnya penetrasi kartu kredit menjadi kendala ekspansi operator FTTH ke pasar.

Sementara itu, lanjutnya, untuk Telkom Grup meski memiliki kekuatan finansial dan peluang kerja sama dengan PLN, masih belum melakukan ekspansi secara masif di FTTH.

Dia menduga Telkom Grup masih berhitung dengan dampak kompetisi internal terhadap bisnis selular yang masih menjadi tulang punggung pendapatan.

“Nampaknya, strategi Telkom grup adalah dengan membesarkan bisnis akses jalur lebar nirkabel dan mobile selular, sedangkan FTTH tumbuh secara organik,” kata Etta.

Sekadar catatan, Telkom memiliki IndiHome sebagai perusahaan penyedia layanan internet, tv kabel dan telpon ke rumah pengguna. Pada kuartal II/2020 jumlah pelanggan IndiHome mencapai 7,45 juta, tumbuh 24 persen secara tahunan.

Adapun dari sisi pendapatan, IndiHome membukukan pendapatan senilai Rp10,4 triliun, naik 19,1 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper