Bisnis.com, JAKARTA - PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. masih pikir-pikir soal keterlibatannya dalam program pembangunan infrastruktur Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (Bakti) kendati berkomitmen untuk menyalurkan akses jaringan telekomunikasi hingga ke pelosok.
Vice President Corporate Communication Telkom Arif Prabowo mengatakan perseroan masih mendalami proposal mengenai lelang pembangunan infrastruktur telekomunikasi yang diinisiasi oleh Bakti. Sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang telekomunikasi, perseroan berkomitmen untuk terlibat dalam setiap pembangunan infrastruktur telekomunikasi demi mendukung pemerataan informasi.
“Telkom berkomitmen penuh mendukung penggelaran akses internet hingga pelosok Indonesia,” kata Arif kepada Bisnis.com, Minggu (6/9/2020).
Arif mengungkapkan bahwa salah satu tantangan dalam menggelar infrastruktur telekomunikasi di kawasan 3T adalah kondisi geografis di kawasan terpencil yang terjal dan sulit dijangkau, sehingga membutuhkan usaha lebih untuk mencapai lokasi tersebut.
Lokasi yang jauh, kata Arif, juga membuat biaya yang dibutuhkan untuk membangun jaringan hingga pelosok sangat mahal, sehingga tidak memungkinkan untuk menggunakan serat optik.
Dalam beberapa kasus emiten berkode TLKM ini sampai menggunakan sistem radio microwave dan sistem komunikasi satelit untuk menjangkau daerah-daerah terpencil.
Dia menjelaskan meski terbilang sulit, kehadiran infrastruktur telekomunikasi di kawasan 3T tetap memiliki peranan sangat penting untuk memajukan perekonomian di kawasan tersebut.
“Tentunya penggelaran infrastruktur ini menjadi titik terang bagi masyarakat untuk memperoleh akses internet dan informasi dengan lebih mudah sehingga terwujudnya masyarakat digital di daerah tersebut,” katanya.
Sekadar catatan, Bakti berencana membangun jaringan pengalur (backhaul) dan jaringan akses (lastmile) di 7.904 titik desa di kawasan 3T. Pembangunan akan dilakukan pada periode 2020 -2022.
Bakti menjelaskan rencana pada tahun ini ada 639 titik yang akan dijangkau, dengan fokus pembangunan di wilayah Nusa Tenggara (233 titik). Adapun, pada 2021-2022 fokus pembangunan akan dilakukan di Papua dengan total jumlah titik yang akan dijangkau sebanyak 4.200 titik dan 3.065 titik.
Direktur Utama Bakti, Anang Latif menjelaskan untuk melayani ribuan titik tersebut Bakti akan menggunakan beragam infrastruktur telekomunikasi.
Jika lokasi titik berdekatan dengan SKKL Palapa Ring, Bakti akan menarik kabel serat optik. Jika jaraknya sekitar 50 km dari Palapa Ring, maka infrastruktur yang digunakan adalah microwave. Adapun, jika titik desa letaknya sangat jauh, infrastruktur yang akan digunakan adalah satelit.