Bisnis.com, JAKARTA - Presiden AS Donald Trump telah mengeluarkan perintah eksekutif yang mengumumkan larangan WeChat dan TikTok mulai 20 September 2020.
Karena larangan itu, beberapa orang China telah beralih untuk mengunduh Signal, aplikasi buatan Amerika. Demikian dikutip dari Hong Kong standard.
Juru bicara aplikasi tersebut mengatakan, Pemerintah China sangat mengatur penggunaan internet domestik, dan mengarahkan sebagian besar warganya ke WeChat, aplikasi multiguna yang menawarkan opsi perpesanan, permainan, di antara penggunaan lainnya.
Banyak aplikasi di China diblokir, sehingga membuat warganya mayoritas menggunakan Wechat. Meski demikian, ternyata Signal tidak diblokir di China.
"Kami sebenarnya tidak dilarang di China, percaya atau tidak," kata Jun Harada, juru bicara Signal.
Dia mengatakan unduhan di China mulai meroket beberapa jam sebelum larangan diterapkan Trump.
Signal mendapat nilai tinggi dari pakar privasi karena ia menyimpan sedikit informasi tentang penggunanya dan pesan-pesannya dienkripsi ujung ke ujung.
Menurut Wikipedia, Signal adalah layanan pesan terenkripsi lintas platform yang dikembangkan oleh Signal Foundation dan Signal Messenger LLC. Ia menggunakan Internet untuk mengirim pesan satu-ke-satu dan grup, yang dapat mencakup file, catatan suara, gambar dan video. Aplikasi selulernya juga dapat melakukan panggilan suara dan video satu-ke-satu, dan versi Android secara opsional dapat berfungsi sebagai aplikasi SMS.
Signal menggunakan nomor telepon seluler standar sebagai pengenal dan mengamankan semua komunikasi ke pengguna Signal lainnya dengan enkripsi ujung-ke-ujung. Aplikasi tersebut mencakup mekanisme di mana pengguna dapat secara independen memverifikasi identitas kontak mereka dan integritas saluran data. Semua perangkat lunak Signal gratis dan bersumber terbuka. Kliennya diterbitkan di bawah lisensi GPLv3, sedangkan kode server diterbitkan di bawah lisensi AGPLv3. Signal Foundation nirlaba diluncurkan pada Februari 2018 dengan dana awal US$50 juta.