Bisnis.com, JAKARTA – Aplikasi kencan asal Amerika Serikat (AS) khusus perempuan, Tea, menangguhkan fitur pesan langsung setelah serangkaian pelanggaran keamanan pembocoran data pribadi serta komunikasi sensitif para penggunanya.
Mengutip Reuters, aplikasi yang juga dikenal dengan nama Tea Dating Advice itu menyampaikan informasi penonaktifan tersebut lewat TikTok.
Dalam serangkaian unggahan di TikTok, Tea Dating Advice menyatakan telah menonaktifkan fitur pesan “dengan sangat hati-hati” setelah menemukan adanya pelanggaran.
Pengumuman ini muncul setelah laporan dari media teknologi 404Media pekan lalu yang mengungkapkan perusahaan secara tidak sengaja telah membocorkan nama, swafoto (selfie), dan dokumen identitas ribuan perempuan.
Laporan kedua yang dirilis Selasa (29/7/2025) pagi menyebutkan pesan langsung — termasuk percakapan sensitif seputar aborsi dan perselingkuhan — juga ikut terekspos.
Aplikasi ini — yang mengklaim memiliki 4,6 juta pengguna — dipasarkan sebagai platform keamanan kencan yang dapat digunakan perempuan untuk menghindari pria yang selingkuh, tidak jujur, atau lebih buruk lagi.
Pengguna Tea didorong membagikan informasi tentang calon pasangan kencan, membuat peringatan terhadap nama-nama pria, serta memberi tanda bahaya (red flags) pada pria yang dianggap tidak layak dan tanda aman (green flags) bagi yang tidak bermasalah.
Dalam unggahan TikTok perusahaan, perusahaan menyebut Federal Bureau of Investigation (FBI) tengah menyelidiki pelanggaran tersebut.
Menurut Direktur Keamanan Siber Electronic Frontier Foundation Eva Galperin, konsep dasar aplikasi ini menciptakan semacam jaringan informasi rahasia berskala besar yang digerakkan oleh pengguna anonym yang sejak awal sudah agak mencurigakan.