Bisnis.com, JAKARTA -- Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (Bakti) menyatakan bahwa standar generasi keempat (4G) memang menjadi jaringan ideal dalam menyokong transformasi digital ke depan.
Namun, Direktur Utama Bakti, Anang Latif mengami bahwa tantangan saat ini adalah pemerataan dari sinyal 4G yang belum merata di seluruh wilayah Tanah Air.
"Pemerintah bersama operator seluler tengah berusaha menyelesaikan [pemerataan jaringan] di wilayah di mana ada populasi," ucapnya pada agenda dialog publik, Rabu, (20/5/2020).
Dia menjelaskan bahwa pihaknya berada di bawah Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) memiliki tugas untuk mengelola dana universal service obligation (USO) yang dihimpun dari penyelenggara telekomunikasi sebesar 1,25 persen dari pendapatan kotor.
Adapun dana tersebut digunakan untuk membangun infrastruktur telekomunikasi di Indonesia, termasuk Palapa Ring dan pembangunan menara pemancar (base transceiver station/BTS). Namun, dia menjelaskan bahwa dana (USO) masih belum cukup untuk membangun infrastruktur.
Dia pun menjelaskan bahwa pihaknya tengah mengupayakan untuk meminta pemerintah menggelontorkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dalam membangun infrastruktur telekomunikasi. Untuk diketahui, dana USO yang dihimpun dari operator setiap tahunnya berkisar hingga Rp2,6 Triliun.
“Kami sedang mengkaji dengan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) untuk menggunakan sumber lain untuk mendukung infrastruktur yang belum dijangkau hingga saat ini," ujarnya saat dihubungi secara terpisah oleh Bisnis.com.
Sebelumnya, Komisioner Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) I Ketut Prihadi Kresna Mukti meminta kepada operator seluler untuk meningkatkan kapasitas jika diperlukan selama anjuran bekerja dari rumah (work from home/WFH).
BRTI mencatat cakupan sinyal 4G di seluruh berdasarkan permukiman di Indonesia sudah mencapai 97,51 persen. Sementara itu, berdasarkan wilayah, jaringan 4G baru mencakup 52,28 persen.
Dia meminta operator seluler agar terus memantau kualitas jaringan telekomunikasi mereka. “[Trafik data saat ini] naik 10 sampai 15 persen. Kenaikan ini yang harus diantisipasi, misalnya menambah BTS, mengecek kembali kualitas layanan sehingga bisa memenuhi kebutuhan pelanggan," ujarnya.