Bisnis.com, JAKARTA – Pascamewabahnya virus corona, permintaan terhadap produk gim konsol Nintendo yakni Nintendo Switch dan Switch Lite mengalami kenaikan drastis.
President of Niko Partners Lisa Hanson, mengatakan saat ini permintaan pasar terhadap Nintendo Switch mengalami pelonjakan. Adapun Niko Partners merupakan badan penelitian yang memfokuskan diri ke industri gim di Asia.
Mengutip laporan CNN International, Selasa (14/4/2020), lonjakan permintaan terjadi setelah Nintendo meluncurkan gim seri Animal Crossing: New Horizons. Gim tersebut diklaim menjadi tempat pelampiasan para demonstran di Hong Kong untuk menuangkan protesnya terhadap pemerintah di tengah kebijakan jarak sosial diberlakukan akibat pandemi virus corona (Covid-19).
Di sisi lain, sejak mewabahnya virus corona, Hanson mencatat penjualan Nintendo Switch di Jepang pada Maret 2020 melonjak 240 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Alhasil, Nintendo harus menghentikan sementara pengapalan Nintendo Switch dan Switch Lite, yang diproduksi di China dan Vietnam, menuju Jepang di tengah kurangnya jumlah produk video gim konsol di pasar global.
Kendati demikian, Nintendo memprediksi, suplai produk tersebut ke Jepang akan kembali pulih setelah permintaan global diperkirakan menurun pada April 2020.
Sebelumnya, pada 6 Februari 2020 lalu, Nintendo mengumumkan kesepakatan penundaan produksi di China akibat pandemi Covid-19.
Saat ini, harga Nintendo Switch dan Switch Lite di pasaran meroket di atas harga ritel, meskipun produk tersebut telah meluncur di pasar sejak 3 tahun lalu. Di China, harga produk tersebut nyaris naik dua kali lipat menjadi US$560 atau sekitar Rp8.8 juta dari harga awal US$299 (sekitar Rp4,7 juta)