Perusahaan di Asia Ramai-Ramai Rombak Bisnis Memasuki Era Digital

Agne Yasa
Jumat, 24 Mei 2019 | 11:41 WIB
CEO VMware Pat Gelsinger dalam VMware CIO Forum 2019, Kamis (23/5/2019)./Istimewa
CEO VMware Pat Gelsinger dalam VMware CIO Forum 2019, Kamis (23/5/2019)./Istimewa
Bagikan

Bisnis.com, SINGAPURA — Pasar Asia Pasifik memasuki titik krusial dalam transormasi bisnis ke era digital. Hampir setengah dari perusahaan di kawasan Asia Pasifik menyatakan telah merombang bisnis mereka untuk menyesuaikan diri dengan era digital.

Menurut laporan CIO Survey 2019 oleh Gartner, digital business saat ini tengah berada pada titik kritis. Sebanyak 47% CIO di Asia Pasifik mengemukakan bahwa mereka telah merombak model bisnis maupun tengah dalam proses perombakan.

Sementara itu, sebanyak 31% CIO di Asia Pasifik mengaku melakukan scalling up pada proses transformasi digital di perusahaan, agar mampu mengkapitalisasi hadirnya gelombang pertumbuhan baru di kawasan.

Andy Roswell-Jones, Vice President and Distinguished Analyst, Gartner, mengatakan teknologi informasi menjadi prioritas teratas dalam strategi bisnis pimpinan perusahaan pada 2019—2020. Kematangan bisnis digital juga telah berlipat ganda dari 15% pada 2018 menjadi 34% pada 2019 berdasarkan survei Gartner.

“Ini sangat menarik bagaimana hasil survei ini, bagaimana model bisnis berubah karena kompetisi,”  ujarnya dalam VMware CIO Forum 2019, Kamis (23/5/2019). 

Sebagai catatan, ekonomi digital untuk kawasan ASEAN sendiri diproyeksikan akan menyentuh angka US$5,1 triliun pada tahun 2025, jauh di atas angka perhitungan untuk tahun 2018, yakni sebesar US$200 miliar.

Sementara itu, Pat Gelsinger, CEO VMware, mengatakan superpower era yang biasanya berkaitan dengan kebangsaan, tetapi kini berkaitan dengan teknologi. Menurutnya, terdapat empat hal dalam superpower teknologi yaitu cloud, mobile, kecerdasan buatan (AI), dan internet of things (IoT).

Menurutnya, dalam transformasi digital setiap perusahaan dan institusi perlu memiliki kemampuan yang baik dalam mengembangkan aplikasi.

“Untuk itu perlu menjembatani pengembang aplikasi dan infrastruktur teknologi. Kami percaya hal itu esensial dalam proses transformasi digital,” ujarnya.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Agne Yasa
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper