Bisnis.com, JAKARTA — Ketika pemerintah memutuskan membatasi akses ke berbagai media sosial dan aplikasi chat, banyak yang menyarankan untuk memasang aplikasi VPN (Virtual Private Network). Aplikasi ini disebutkan bisa mengakali penyekatan yang dilakukan pemerintah lewat operator dan penyedia jasa internet (PJI).
Di sisi lain ada pula yang memperingatkan agar waspada menggunakan VPN, terutama ketika menggunakan aplikasi keuangan dan perbankan. Tapi apa itu sebenarnya VPN? Apa risiko pemakaiannya dan bagaimana memilih layanan VPN yang aman?
Mengakses Jaringan Privat
Pertama kali perlu diingat bahwa internet sebenarnya adalah tempat yang tidak bersahabat. Anda tidak hanya bisa diblokir, tapi juga bisa dipantau, disadap, dibelokkan koneksinya, atau diberikan data palsu. Risiko ini sudah ada ketika kita menggunakan jaringan internet publik (termasuk lewat operator telekomunikasi atau PJI), tetapi lebih tinggi lagi ketika meminjam koneksi di tempat yang tidak dikenal sebelumnya seperti hotspot di kafe.
VPN pada awalnya digunakan untuk mengakses jaringan privat (seperti jaringan perusahaan atau kampus) dari jaringan publik. Menggunakan teknologi VPN, seseorang bisa mendapatkan secara aman sumber daya yang sebelumnya hanya tersedia untuk orang-orang yang mungkin berada secara fisik di dalam jaringan lokal (LAN) atau intranet.
Karena jaringan privat sebenarnya hanya tersedia untuk orang-orang tertentu, koneksi lewat VPN ini dilindungi oleh enkripsi (untuk melindungi data dari penyadapan oleh orang lain). Pengguna yang hendak menggunakan VPN harus memastikan identitas dirinya terlebih dahulu lewat teknologi autentikasi, mulai dari yang sederhana seperti penggunaan kata sandi (password), sampai yang lebih canggih seperti biometri.
Koneksi ke jaringan privat lewat VPN tidak harus membatasi diri kita untuk hanya mengakses sumber daya di intranet, tetapi juga internet. Namun, koneksi ke internet lewat VPN akan melewati jaringan privat tersebut terlebih dahulu. Akibatnya, bila kita mengunjungi situs lewat VPN misalnya, kita akan terlihat mengakses laman web dari lokasi penyedia layanan VPN tersebut.
Risiko VPN
Bisa dilihat bahwa VPN awalnya dikembangkan untuk keperluan korporasi dan kampus. Namun, dewasa ini banyak perusahaan yang menawarkan teknologi VPN untuk keperluan umum.
Karena menggunakan VPN berarti mengakses layanan internet lewat jaringan perantara (penyedia VPN), teknologi ini juga merupakan salah satu cara untuk menghindari sensor. Berbagai negara (termasuk Indonesia) menerapkan sensor terhadap situs web tertentu yang dianggap “merusak”, padahal konten yang ingin Anda akses sebenarnya tidak melanggar hukum. VPN bisa merupakan solusi buat keterbatasan ini.
Menggunakan VPN berarti lalu lintas data Anda harus melalui peladen (server) pemilik layanan tersebut sebagai perantara. Karena itu selalu ada risiko penyedia VPN memantau atau merekam data yang lewat di sana. Risiko ini mungkin rendah untuk VPN buat mengakses jaringan kantor atau kampus, tetapi lain ceritanya bila Anda menggunakan layanan VPN untuk umum.
Kebanyakan komunikasi lewat internet dewasa ini menggunakan perlindungan enkripsi (pengacakan data). Ini akan mencegah penyedia VPN untuk mengintip isi komunikasi Anda. Tapi penyedia VPN masih bisa menyimpan data seperti waktu penggunaan, IP peranti yang Anda gunakan, IP peranti tujuan, dan data pribadi lainnya. Bila Anda menginstal aplikasi VPN di ponsel, aplikasi tersebut mungkin memperoleh data tambahan lain yang bisa disalahgunakan.
Menyediakan layanan VPN itu perlu biaya, dan aplikasi gratis tetap saja harus mendapatkan dana dengan cara lain. Ada yang menyediakan VPN sebagai fitur tambahan buat layanan utama mereka, dan ada pula yang menyediakannya untuk memancing pengguna meningkatkan akses (upgrade) ke layanan berbayar. Ada pula yang mencari pendapatan dengan cara yang belum tentu Anda inginkan (seperti menginjeksi iklan atau berfungsi sebagai spyware).
Memilih VPN
Layanan VPN yang tersedia untuk umum biasanya bisa dibagi atas layanan gratis dan berbayar. Layanan gratis pada umumnya membatasi kuota data atau kecepatan yang bisa Anda gunakan. Karena itu, bila VPN adalah keharusan, sebaiknya upgrade ke layanan berbayar.
Baik gratis ataupun berbayar, secara umum Anda harus memperhatikan kebijakan privasinya. Layanan VPN yang baik tidak melakukan pencatatan terhadap penggunanya (no logging). Artinya, penyedia layanan tersebut tidak akan merekam aktivitas online Anda untuk disalahgunakan atau dijual ke pihak lain.
Khusus untuk aplikasi ponsel, perhatikan juga tinjauan dan komentar tentang aplikasinya. Hindari aplikasi VPN yang belum dikenal atau reputasinya buruk. Pada umumnya, hindari memasang aplikasi di ponsel Anda tanpa menyelidikinya terlebih dahulu, termasuk aplikasi VPN.