Bisnis.com, JAKARTA — SpaceX, perusahaan roket milik Elon Musk, mendapatkan persetujuan dari badan antariksa Amerika Serikat untuk menguji coba kapsul transportasi ulang-alik ke International Space Station (Stasiun Luar Angkasa Internasional).
Dalam uji coba, kapsul transportasi buatan SpaceX akan diluncurkan tanpa awak pada 2 Maret 2019. Ini sekaligus menandai program penerbangan antariksa pertama NASA sejak misi pesawat ulang alik terakhir pada 2011.
SpaceX bersaing dengan Boeing Co. dalam mendesain dan membangun roket dan sistem peluncuran untuk membawa astronot AS ke dan dari International Space Station. NASA memberikan US$2,6 miliar untuk program SpaceX, sedangkan Boeing mendapatkan modal US$4,2 miliar.
International Space Station adalah laboratorium yang mengorbit bumi, terletak di ketinggian 402 kilometer dari permukaan bumi.
“Setelah diskusi dan pemaparan seharian penuh, NASA dan SpaceX akan melanjutkan rencana untuk melaksanakan uji coba penerbangan tanpa awak Crew Dragon ke International Space Station,” papar NASA dalam pernyataan resminya, Jumat (22/2) waktu setempat.
Bisnis perakitan dan peluncuran roket SpaceX dalam beberapa tahun terakhir berkembang pesat, terutama didorong oleh teknologi Falcon. Roket Falcon buatan SpaceX lebih efisien karena bisa beberapa kali digunakan, tidak seperti roket lain yang hanya bisa sekali digunakan. Terbaru, PT Pasifik Satelit Nusantara Satu milik PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN) diluncurkan oleh SpaceX.
Selain SpaceX, Elon Musk memiliki perusahaan produsen mobil listrik Telsa dan perusahaan teknologi pengeboran Boring Company.