Bisnis.com, JAKARTA--Perusahaan teknologi global Dahua Technology mengemukakan security system dan access control diprediksi akan menjadi tren pada era smart city untuk diimplementasikan di seluruh kota di Indonesia.
Michael Chen, Vice President Dahua Technology mengemukakan teknologi security system dan access control dinilai tidak hanya bisa digunakan untuk membangun smart home, tetapi juga bisa diimplementasikan pada smart city dalam bentuk sensor kamera keamanan atau CCTV.
"Menurut kami, ke depan security system dan access control akan lebih dominan digunakan untuk membangun smart city di seluruh kota," tuturnya di Jakarta, Rabu (9/11).
Dia mengatakan Dahua Technology dinilai telah membantu sejumlah pemerintah kota (Pemkot) untuk membangun smart city seperti di Bandung, sebagian wilayah DKI Jakarta dan rencananya akan mulai masuk ke wilayah Indonesia Bagian Timur seperti Papua dalam waktu dekat.
"Kami masih melakukan kajian di wilayah Papua, tapi kalau kami melihat memang tidak bisa langsung. Harus bertahap ya, butuh proses," katanya.
Menurut Chen, investasi yang dibutuhkan oleh pemerintah untuk membangun smart city tahap awal adalah sekitar Rp3 miliar. Dia mengatakan dengan biaya investasi tersebut, pemerintah sudah dapat mengimplementasikan security system dan access control untuk kamera CCTV.
"Biaya investasinya bervariasi ya, tergantung apa yang dibutuhkan pemerintah. Tapi menurut kami ada di angka kisaran Rp1 miliar-Rp3 miliar untuk tahap awal," ujarnya.
Selain itu, Chen juga mengatakan pihaknya kini tengah mengembangkan dua teknologi baru yang dapat mendukung pemerintah kota menerapkan smart city seperti yang tengah dicanangkan oleh Presiden Jokowi. Teknologi tersebut adalah face detection dan intellijen traffic system.
"Dua teknologi ini masih kami kembangkan. Face detection nantinya dapat mendeteksi kehadiran seseorang apakah pria atau wanita. Lalu intellijen traffic system ini nanti dapat membantu polisi untuk mengambil gambar pengendara yang melanggar lalu lintas," tuturnya.
Chen juga memperkenalkan salah satu teknologi CCTV berjenis HDCVI dengan kamera berkekuatan 4 megapixel yang dinilai dapat mengambil gambar dengan jernih dan dapat menghemat bandwitch hingga 70% untuk diterapkan pada smart city dan smart home.
"Kami juga berencana melakukan ekspansi di pasar video surveilence Indonesia melalui produk ini untuk kebutuhan pemerintah dan industri di Tanah Air," katanya.
Sementara itu, Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Jakarta Smart City, Setiaji mengemukakan tidak mudah untuk membangun smart city di Jakarta. Menurutnya, kendala yang kini dihadapi pemprov untuk membangun smart city adalah konektivitas internet.
"Kendala utamanya yang jelas berkaitan dengan infrastruktur atau konektivitas Internet," katanya.
Selain itu, menurut Setiaji kendala lain yang kini tengah dihadapi oleh pemprov DKI Jakarta untuk membangun smart city adalah mengintegrasikan data sistem. Namun dia optimistis awal tahun 2017 smart city sudah bisa diimplementasikan di DKI Jakarta.
"Kendala lainnya adalah integrasi data sistem. Kami berharap awal tahun depan sudah selesai dan bisa langsung diimplementasikan," tukasnya.
Seperti diketahui, salah satu platform yang telah diimplementasikan pemprov DKI Jakarta adalah layanan sosial media Qlue yang dapat memantau keluhan masyarakat DKI Jakarta dan bisa langsung ditanggapi oleh sejumlah stakeholder untuk mengatasi keluhan tersebut.
Qlue menggunakan kamera tipe SC8131 yang diklaim memiliki kemampuan untuk counting atau menghitung jumlah traffic pengunjung dan memperlihatkan ketinggian objek yang lewat dengan tingkat akurasi 98%.
Security System & Access Control Diprediksi Jadi Tren Smart City
Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:
Penulis : Sholahuddin Al Ayyubi
Editor : Rustam Agus