Bisnis.com, JAKARTA — JP Morgan, perusahaan jasa keuangan global, dikabarkan memangkas kepercayaannya terhadap pertumbuhan industri telekomunikasi Indonesia karena rumitnya regulasi di industri ini.
Laporan JP Morgan tersebut disampaikan oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) Ismail pada acara Indonesia Digital Forum (IDF), yang digelar pada Kamis (15/5/2025).
Menanggapi hal tersebut, Ismail menekankan pentingnya peran pemerintah sebagai orkestrator utama dalam menghubungkan seluruh pemangku kepentingan industri.
Penurunan kepercayaan ini, menurut Ismail, tidak terlepas dari tantangan regulasi yang dinilai kurang kondusif bagi pertumbuhan sektor telekomunikasi.
Ismail mengakui situasi regulasi saat ini memang belum cukup fleksibel untuk mendorong perubahan signifikan di industri telekomunikasi. Namun, pemerintah terus berusaha untuk memperbaikinya.
Pemerintah melahirkan sejumlah aturan baru untuk mendorong pertumbuhan industri telekomunikasi mulai dari regulasi eSIM, rencana seleksi pita frekuensi 1,4 GHz dan 2,6 GHz serta beberapa aturan lainnya.
Sementara itu untuk insentif Biaya Hak Penggunaan (BHP) frekuensi, masih dibahas oleh seluruh pemangku kepentingan.
"Pemerintah harus hadir untuk meyakinkan investor, pelaku industri, dan masyarakat bahwa sektor ini masih memiliki masa depan finansial dan ekonomi yang kuat," ujar Ismail.
Menurut Ismail, pemerintah melalui Komdigi harus mampu menjadi penghubung yang efektif antara investor, operator, vendor, pengguna, dan akademisi.
Ismail menegaskan bahwa regulasi di era digital harus mendorong kemajuan teknologi, bukan membatasi. Dia menyoroti pentingnya pemahaman mendalam terhadap kebutuhan dan posisi masing-masing pemangku kepentingan sebelum merumuskan kebijakan.
"Senjata utama pemerintah adalah kebijakan dan regulasi. Kebijakan besar harus jelas, dan regulasi harus memberikan kemudahan, bukan justru menjadi penghalang," tegasnya.
Dia juga mengatakan di tengah tekanan penurunan pendapatan dan laba, operator telekomunikasi harus segera melakukan efisiensi di seluruh lini bisnis, salah satunya dengan modernisasi jaringan berbasis perangkat lunak.
Sebagai pejabat yang telah lama berkecimpung di sektor telekomunikasi dan digital, Ismail menegaskan komitmennya untuk terus mendorong kolaborasi dan inovasi.
Penurunan kepercayaan investor global seperti JP Morgan menjadi alarm penting bagi seluruh pemangku kepentingan untuk berbenah dan bergerak cepat, demi menjaga daya saing dan keberlanjutan industri telekomunikasi nasional.