Bisnis.com, JAKARTA – Adopsi teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) generatif dinilai memerlukan kolaborasi antara sektor swasta dengan pemerintah seiring dengan biaya investasi yang besar.
Direktur Regional Asia-Pasifik di ManageEngine, Arun Kumar mengatakan salah satu manfaat AI generatif adalah kemampuannya untuk memproses kumpulan data besar dengan cepat dan efisien. Kemampuan ini memungkinkan bisnis untuk mendapatkan wawasan yang bermakna, memvisualisasikan data dengan lebih baik, dan memprediksi tren masa depan.
Namun, lanjutnya, adopsi AI generatif memiliki tantangan. Teknologi tersebut membutuhkan investasi infrastruktur yang signifikan, terutama untuk melatih model bahasa yang besar.
"Biaya untuk transformasi digital cukup tinggi, terutama untuk GPU [Graphic Processing Unit] dan tidak setiap organisasi mampu berinvestasi dalam teknologi tersebut," kata Arun dalam keterangannya, Kamis (28/11/2024).
Menurutnya, hal tersebut membutuhkan kolaborasi antara sektor publik dan swasta. Dengan bekerja sama, bisnis dapat mengakses sumber daya dan data yang diperlukan untuk mengembangkan model AI yang efektif yang disesuaikan dengan kebutuhan spesifik mereka.
Arun juga menekankan pentingnya keamanan siber di era AI. Karena bisnis semakin bergantung pada alat yang digerakkan oleh AI, mereka harus waspada terhadap potensi ancaman siber.
Dia menyebut AI bisa menjadi pedang bermata dua. Meskipun menawarkan banyak manfaat, AI juga dapat dieksploitasi oleh penyerang siber.
Peran pemerintah dalam mengatur teknologi AI merupakan aspek penting. Pemerintah perlu menetapkan peraturan yang jelas mengenai penyimpanan dan penggunaan data untuk melindungi privasi warga negara.
Pendekatan proaktif ini dapat membantu mengurangi potensi masalah siber dan meningkatkan keamanan data secara keseluruhan. Integrasi AI generatif ke dalam operasi bisnis menghadirkan peluang unik untuk pertumbuhan dan inovasi.
"AI generatif dapat menghemat banyak uang, dapat memberi Anda produktivitas yang luar biasa, dapat membantu Anda mendorong keputusan bisnis," katanya.