Bom Nuklir Bisa Selamatkan Bumi dari Hantaman Asteroid Raksasa

Mia Chitra Dinisari
Selasa, 24 September 2024 | 09:35 WIB
Ilustrasi asteroid/unsplash
Ilustrasi asteroid/unsplash
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Para ilmuwan, dan peneliti di fasilitas pemerintah AS mengungkapkan ledakan bom nuklir dapat menyelamatkan dunia dari tabrakan asteroid raksasa.

Hal ini terungkap dalam demonstrasi komprehensif pertama pertahanan planet dengan bantuan nuklir.

Fisikawan di Sandia National Laboratories, yang misi utamanya adalah memastikan keselamatan dan keamanan persenjataan nuklir AS, mencatat dalam rincian nanodetik bagaimana gelombang besar radiasi yang dilepaskan oleh ledakan nuklir dapat menguapkan sisi asteroid di dekatnya.

Peristiwa tersebut sangat dahsyat hingga memanaskan permukaan hingga puluhan ribu derajat, menghasilkan bola gas yang mengembang dengan cepat yang mampu mendorong asteroid keluar jalur. Lakukan penjumlahan dengan benar dan shuntnya harus cukup untuk menunda hari kiamat.

“Bahan yang menguap keluar dari satu sisi, mendorong asteroid ke arah yang berlawanan. Ini seperti mengubah asteroid menjadi roketnya sendiri.” ujar kata Dr Nathan Moore, penulis pertama studi tersebut dilansir dari Guardian.

Tabrakan asteroid yang menghancurkan jarang terjadi dalam sejarah bumi, namun manusia telah mengambil pelajaran dari 66 juta tahun yang lalu bahwa batuan luar angkasa dapat menimbulkan bencana. Asteroid yang mengakhiri masa dinosaurus memiliki lebar sekitar 6 mil, namun batuan yang jauh lebih kecil masih berbahaya.

Meteor selebar 60 kaki yang meledak di kota Chelyabinsk di Rusia pada tahun 2013 melukai lebih dari 1.200 orang.

Mengingat sifat ancaman yang ada, para peneliti sedang menjajaki strategi untuk melindungi Bumi dari dampak besar. Pada tahun 2022, wahana Dart milik NASA dengan sengaja menabrak Dimorphos, sebuah bulan kecil dari asteroid bernama Didymos. Misi tersebut menunjukkan bahwa dampak kinetik dapat melindungi Bumi, namun dorongan tersebut perlu diberikan bertahun-tahun sebelum dampak yang akan terjadi.

Opsi nuklir adalah untuk asteroid yang lebih besar, terutama ketika waktunya terbatas. Hal ini tidak melibatkan penembakan asteroid, atau mengambil pendekatan Bruce Willis dalam film Armageddon yaitu menjatuhkan bom ke dalam lubang bor. Yang lebih efektif adalah ledakan kebuntuan, yang menguapkan sebagian permukaan asteroid dan menyerahkan sisanya pada hukum gerak ketiga Newton.

Untuk menguji gagasan tersebut, Moore dan rekan-rekannya membuat eksperimen yang belum pernah terjadi sebelumnya yang memaparkan potongan-potongan asteroid tiruan ke gelombang sinar-X yang kuat serupa dengan yang dilepaskan dalam ledakan nuklir. Denyut nadi pertama-tama melenyapkan penyangga yang menahan material di tempatnya dan kemudian dengan cepat menguapkan permukaan target, menciptakan gas yang mengembang dan membuatnya terbang.

Menulis di Nature Physics, para peneliti menjelaskan bagaimana asteroid tiruan tersebut terkena gravitasi segera setelah penyangganya dihancurkan, namun mereka jatuh kurang dari 2 sepersejuta milimeter sebelum eksperimen 20 mikrodetik selesai. Potongan-potongan asteroid tiruan tersebut terlempar hingga kecepatan hampir 200 mph.

Strategi ini seharusnya bisa diterapkan pada asteroid yang lebarnya mencapai 2,5 mil, kata para ilmuwan, namun hal tersebut bukanlah batasan yang pasti. “Jika ada waktu peringatan yang cukup, asteroid yang lebih besar pasti bisa dibelokkan,” kata Moore.

Prof Colin Snodgrass dari tim sains misi Dart di Universitas Edinburgh mengatakan penting untuk memahami bagaimana menskalakan hasil ke asteroid berukuran penuh. Misi Hera Badan Antariksa Eropa, yang akan diluncurkan bulan depan, akan membantu dengan mensurvei dampak Dart terhadap Dimorphos.

Prof Gareth Collins, ilmuwan planet di Imperial College, menyebut eksperimen Moore “spektakuler”. “Saya masih memiliki preferensi yang kuat terhadap opsi non-nuklir, khususnya penabrak kinetik tunggal atau ganda, karena kita tahu bahwa hal tersebut dapat dicapai secara teknologi,” katanya. “Tetapi untuk asteroid yang sangat besar atau waktu peringatan yang singkat, pendekatan seperti ini mungkin merupakan satu-satunya pilihan kami.”

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper