Palapa Ring Bakti Alirkan 12,76 Gbps ke 326 Desa, Libatkan Badan Usaha dan ISP

Dany Saputra,Leo Dwi Jatmiko
Senin, 26 Agustus 2024 | 09:38 WIB
Anak-anak Suku Boti mengakses smartphone di depan Ume Kbubu atau rumah bulat di Desa Boti, Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur (NTT), Minggu (26/11/2023). JIBI/Bisnis/Himawan L Nugraha
Anak-anak Suku Boti mengakses smartphone di depan Ume Kbubu atau rumah bulat di Desa Boti, Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur (NTT), Minggu (26/11/2023). JIBI/Bisnis/Himawan L Nugraha
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (Bakti)  telah menyalurkan internet ke 326 desa pada Mei 2024, dengan total kapasitas bandwidth mencapai 12,76 Gbps. Jumlah bandwidth yang disalurkan tersebut naik hingga 53% secara tahunan. 

Berdasarkan data yang dihimpun Bisnis, dari  total 12,76 Gbps bandwidth yang disalurkan ke desa-desa, mayoritas (60%) berasal dari infrastruktur Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL) Palapa Ring, sementara itu sisanya berasal dari jaaringan tulang punggung non-Palapa Ring. 

Sekadar informasi, bandwidth adalah jumlah tingkat maksimum transfer data yang melintas di atas jalur jaringan tulang punggung, seperti Palapa Ring, yang telah dibangun. 

Makin banyak masyarakat di suatu wilayah mengkonsumsi internet, maka jumlah data bandwidth yang melintasi SKKL makin besar.

Peningkatan bandwidth di suatu wilayah juga bisa menjadi indikator keberhasilan bahwa infrastruktur yang dibangun memberikan dampak bagi suatu wilayah. 

Dalam menyalurkan internet ke desa-desa, Bakti melibatkan puluhan Badan Usaha dan perusahaan penyedia jasa internet (ISP) sebagai rantai pasok melalui Program Kemitraan Badan Usaha. 

Program Kemitraan Badan Usaha ini membuat internet yang dihadirkan Bakti tidak hanya memberdayakan masyarakat juga menggerakan perekonomian di daerah terpencil dengan keterlibatan ISP dan Badan Usaha. 

Tercatat Bakti sebanyak terdapat 96 perjanjian kerja sama (PKS) Tripartit Kemitraan Badan Usaha dengan ISP yang masih berlaku pada Mei 2024. Kemudian sebanyak 65 Badan Usaha telah terkoneksi, 31 Badan Usaha dalam tahap perencanaan dan pembangunan infrastruktur telekomunikasi dan 5 badan usaha dalam tahap perencanaan penandatangan Tripartit. 

Melalui Program Kemitraan Badan Usaha, Badan Usaha dan ISP telah melayani 157 instansi pemerintah dan swasta, serta 117 sekolah dengan jaringan internet. 

Bakti juga memiliki program Akses Internet, yang menghadirkan jaringan internet ke satu titik dengan menggunakan satelit. 

Groundsegmen Satria-1 yang berada di Cikarang
Groundsegmen Satria-1 yang berada di Cikarang

Bakti telah menghadirkan akses internet di 4.078 lokasi hingga awal Agustus 2024. Bakti berencana menambah 16.000 titik lagi sehingga genap menjadi 20.000 titik hingga akhir 2024.

Kepala Divisi Satelit dan Akses Internet Bakti Kominfo, Harris Sangidun mengatakan Bakti terus berupaya mendorong pemerataan akses internet di daerah terpencil. 

“Akses Internet di 4.078 titik sudah on air sampai awal agustus, 12.000 yang sekarang kita pengadaannya sudah selesai. Sekarang progres pembangunan,” kata kata Harris, Minggu (12/8/2024).

Untuk diketahui, Akses Internet merupakan salah satu inisiatif Bakti untuk memperluas akses internet ke seluruh wilayah Indonesia, terutama di daerah-daerah yang belum terjangkau layanan data. 

Layanan data untuk Akses Internet berasal dari satelit, sehingga dalam pergelarannya memakan waktu yang relatif singkat dibandingkan dengan BTS 4G. 

Bakti menargetkan akan menambah 16.000 titik baru untuk Akses Internet sehingga total wilayah yang mendapat layanan internet pada 2024 mencapai 20.000 titik. 

“Kami analisis, konfirmasi lagi ke kementerian lembaga sampai nanti lengkap 20.000 titik,” kata Harris. 

Sebelumnya, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) mengakui kesenjangan digital masih menjadi tantangan untuk mewujudkan transformasi digital. 

Kegagalan dalam bertransformasi berisiko menghilangkan pertumbuhan Indonesia untuk meningkatkan produktivitas hingga pertumbuhan ekonomi. 

Selain itu, kegagalan transformasi digital juga bisa menghambat peluang terciptanya lapangan kerja baru.

Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika (Wamenkominfo) Nezar Patria menuturkan bahwa terdapat tiga kesenjangan digital yang masih dihadapi Indonesia, antara lain ketimpangan akses internet, kualitas infrastruktur, dan keterampilan digital. 

Menurut Nezar, ketiga hal ini dinilai perlu menjadi perhatian bersama.

“Utamanya, kesenjangan yang terjadi antara desa dan kota, kelompok usia tua dan muda, serta kelompok antara gender laki-laki dan perempuan,” kata Nezar acara Pembukaan The 6th Indonesia Internet Expo & Summit (IIXS) di Jakarta International Expo (JIExpo) Kemayoran, Jakarta.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper