Pengusaha Minta Starlink Elon Musk Gandeng ISP Lokal, Jadi Backbone

Rika Anggraeni
Kamis, 6 Juni 2024 | 19:53 WIB
Satelit SpaceX meluncurkan 12 Starlink dari Florida, Amerika Serikat/dok. Tangkapan layar SpaceX
Satelit SpaceX meluncurkan 12 Starlink dari Florida, Amerika Serikat/dok. Tangkapan layar SpaceX
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menyebut layanan internet berbasis satelit Starlink milik Elon Musk bisa berkolaborasi dengan penyelenggara jasa internet atau internet service provider (ISP) lokal.

Wakil Ketua Umum Bidang Komunikasi dan Informasi Kadin Indonesia Firlie H. Ganinduto menuturkan langkah kolaborasi itu dilakukan agar akses internet bisa menjangkau hingga ke wilayah daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) atau rural area.

“Tadi kami diskusikan ada model di mana mungkin Starlink menyediakan backbone atau jangkauan, di mana teman-teman ISP menyiapkan layanan-layanan customer service dan lain sebagainya,” kata Firli saat ditemui di Kantor Kadin Indonesia, Jakarta, Kamis (6/6/2024).

Firlie menuturkan bahwa masuknya Starlink ke Indonesia dapat mempercepat penetrasi akses internet Indonesia. Untuk itu, dia menyampaikan bahwa kehadiran teknologi tidak bisa ditolak.

“Sebenarnya potensi itu masih banyak yang bisa dieksplor. Tinggal dicari titik temunya,” ujarnya.

Di sisi lain, Firlie mengaku bahwa beberapa kelompok pengusaha merasa terusik dengan kehadiran satelit Elon Musk mengudara di Indonesia. Untuk itu, menurutnya, perlu adanya solusi dalam menangani masalah ini.

“Kita harus sama-sama mencari solusi untuk bagaimana kita bisa memanfaatkan teknologi yang baru ini, karena teknologi adalah hal yang tidak bisa kita hindari,” jelasnya.

Meski demikian, Kadin juga mengingatkan akan adanya lapangan persaingan yang sama (equal playing field) kepada Starlink dan pemain telekomunikasi eksisting.

“Kita juga harus memastikan Starlink ini akan memenuhi kewajiban yang ada sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku,” ujarnya.

Menurut Firlie, dengan masuknya Starlink ke Indonesia akan membuka peluang perusahaan teknologi lain untuk menanmkan investasinya di Tanah Air. “Kita harapkan investasi masuk terus ke Indonesia,” tuturnya.

Sebagai negara, ujar Firlie, Indonesia harus menerima teknologi, bukan malah menolak teknologi baru. Terlebih, kehadiran Starlink yang merupakan satelit orbit bumi rendah bermanfaat dalam menjangkau wilayah 3T.

“Jadi tentunya yang kita harapkan ketika teknologi baru itu dapat diterima dengan baik dengan memberikan atau mendapatkan solusi win-win terhadap pengusaha nasional, tentunya pemain teknologi lain tidak akan ragu untuk masuk ke Indonesia,” jelasnya.

Di samping itu, Firlie menambahkan bahwa ekonomi digital memainkan peran penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

Berdasarkan data Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, ekonomi digital telah menyumbang 7,6%—8,7% terhadap Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada 2022. Bahkan, ekonomi digital diharapkan dapat menyumbang 20% dari PDB Indonesia pada 2045.

“Oleh karena itu, inovasi dan perkembangan teknologi menjadi keniscayaan bagi Indonesia dalam mendorong pencapaian target tersebut,” tandasnya.




Sebelumnya,
Sekjen Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) Zulfadly Syam mengatakan agar kehadiran Starlink dapat memberikan nilai tambah bagi industri telekomunikasi nasional, pemerintah diharapkan tetap menjaga agar Starlink tidak langsung menjual layanannya kepada masyarakat Indonesia.

Tanpa mengajukan izin penyelenggaraan jasa telekomunikasi, Zulfadly mengatakan, Starlink masih bisa memberikan layanan internet melalui teknologi satelit Low Earth Orbit Satellite (LEO).

Caranya adalah dengan menjalin kemitraan dengan penyelenggara jasa telekomunikasi yang tergabung dalam keanggotaan APJII.

Dengan jumlah anggota tak kurang dari 1027 yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia, Zulfadly yakin penyelenggara jasa telekomunikasi yang tergabung di APJII memiliki infrastruktur dan jaringan penjualan yang sudah terbentuk.

Dengan infrastruktur tersebut, lanjut Zulfadly, Starlink tak perlu mengeluarkan investasi yang besar untuk mendapatkan konsumen.

Starlink dapat memanfaatkan infrastruktur ke end user yang sudah dibangun oleh anggota APJII untuk menciptakan kerja sama yang saling menguntungkan dalam model B2B yang mengoptimalkan pengembangan SDM lokal.

“Anggota kami mengetahui betul pasar yang tepat untuk produk Starlink,” terang Zulfadly.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Rika Anggraeni
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper