RI Disebut Segera Keluar dari Middle Income Trap Berkat Kecerdasan Buatan (AI)

Rika Anggraeni
Selasa, 4 Juni 2024 | 14:20 WIB
Ilustrasi Artificial intelligence/Alibaba Cloud
Ilustrasi Artificial intelligence/Alibaba Cloud
Bagikan

PELUANG INDONESIA

Pada kesempatan yang sama, perusahaan teknologi, Google Indonesia melihat bahwa Indonesia memiliki peluang yang besar untuk memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan atau Kecerdasan buatan (AI). Terlebih, Indonesia diperkirakan dapat meningkatkan keuntungan ekonomi dengan penggunaan AI.

Direktur Urusan Pemerintahan dan Kebijakan Publik Google Indonesia Putri Alam mengatakan bahwa penggunaan AI akan meningkatkan manfaat ekonomi bagi Indonesia sebesar Rp2.612 triliun (US$167 miliar) pada 2030. Demikian merujuk laporan Economic Impact Report. 

“Angka itu setara dengan 13% PDB Indonesia pada 2022,” kata Putri di Jakarta, Senin (3/6/2024).

Meski demikian, Putri menyampaikan bahwa realisasi potensi AI akan bergantung pada keputusan yang diambil saat ini.

Menurut Google, Indonesia berada dalam posisi yang diuntungkan untuk memanfaatkan potensi AI. Hal ini mengingat potensi penggunaan AI di Indonesia sangat luas, mulai dari menangani tantangan kesehatan masyarakat, meningkatkan standar hidup, dan meningkatkan pertumbuhan produktivitas.

Menurut Google Indonesia, terdapat tiga faktor pendukung yang perlu disiapkan agar penggunaan AI dapat membuka peluang untuk Indonesia. Pertama, investasi dalam infrastruktur inovasi. Kedua, membangun tenaga kerja yang siap AI. Serta yang ketiga, mendorong implementasi AI yang inklusif dan mudah diakses.

Merujuk data Analysis Mason Study (2022), investasi infrastruktur jaringan Google akan mendorong tambahan PDB kumulatif sebesar US$94 miliar antara 2022 dan 2026.

Berikut adalah peluang penggunaan AI di Indonesia: 

1. Kesehatan

Google melihat bahwa teknolog AI memiliki potensi untuk mendorong transformasi layanan kesehatan dan layanan medis dengan memberdayakan tenaga kesehatan profesional untuk pengambilan keputusan yang lebih cepat dan akurat dengan berbasiskan data. 

Di samping itu, AI juga dapat membantu penyedia layanan kesehatan untuk memberikan layanan yang lebih personal, dapat diakses dengan mudah, dan efektif.

2. Pendidikan

Selain kesehatan, AI juga memiliki potensi besar dalam menyelesaikan permasalahan kesenjangan dan kualitas pendidikan di Indonesia.

Penggunaan AI ini penting dilakukan untuk menjembatani kesenjangan pendidikan di daerah perkotaan dan pedesaan. Data dari Goodstat 2023 menunjukkan sebanyak 49% penduduk perkotaan Indonesia berusia 15 tahun ke atas telah menyelesaikan pendidikan sekolah menengah atas. Angka ini jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan penduduk pedesaan yang hanya 28%.

“Solusi dalam mengatasi kesenjangan ini dapat dimulai dengan memberdayakan pendidik dan peserta didik dengan media yang tepat untuk mendukung penggunaan teknologi digital dan KA dalam kegiatan belajar mengajar,” demikian yang dikutip dari Google AI Whitepaper, Selasa (4/6/2024).

3. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)

Di samping itu, Google melihat bahwa industri ritel dalam pengoperasiannya juga mengandalkan analisis data untuk pemahaman dan optimalisasi operasional bisnis melalui analisis perilaku konsumen, pengeluaran, stok, penjualan, dan lainnya. Penggunaan AI telah mengubah pengelolaan dan pemanfaatan data ritel. 

“Saat ini AI dapat membantu memprediksi permintaan konsumen, strategi pemasaran, layanan pelanggan, dan operasional pasokan,” ungkapnya.

 4. Ekonomi Hijau

Teknologi AI juga berguna dalam hal pemanfaatan ekonomi hijau. Sebut saja kemacetan lalu lintas di Jakarta. Kondisi ini berdampak pada penurunan produktivitas dan peningkatan polusi udara, serta konsentrasi gas rumah kaca yang menurunkan kualitas hidup masyarakat.

Selain itu, kerugian ekonomi yang disebabkan oleh kemacetan lalu lintas juga sangat besar. Parahnya, setiap tahunnya, Jakarta mengalami kerugian sebesar Rp65 triliun akibat kemacetan lalu lintas.

Putri menyampaikan bahwa melalui proyek Green Light, Google melakukan penelitian dan memberikan rekomendasi kepada Dinas Perhubungan DKI Jakarta, dalam rangka mengoptimalkan pengaturan waktu lampu lalu lintas serta mengurangi kemacetan, konsumsi bahan bakar, dan emisi kendaraan.

Google menjalankan proyek ini dengan memanfaatkan KA dan tren pergerakan kendaraan di Google Maps untuk memodelkan pola lalu lintas.

Adapun pada 2023, rekomendasi rekayasa lampu lalu lintas yang dihasilkan dari proyek Green Light diperkirakan telah menghemat 768 ton CO2. 

5. Transformasi Digital

Berikutnmya, teknologi AI dapat digunakan untuk berbagai sektor bisnis dan organisasi, mulai dari jasa keuangan, layanan kesehatan, hingga logistik rantai pasok. Kondisi ini telah mengubah cara pengoperasian bisnis industri.

Halaman:
  1. 1
  2. 2

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Rika Anggraeni
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper