Laporan Accenture: Teknologi AI Bisa Makin Mirip Manusia

Rika Anggraeni
Jumat, 31 Mei 2024 | 11:30 WIB
Ilustrasi Artificial intelligence/Alibaba Cloud
Ilustrasi Artificial intelligence/Alibaba Cloud
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — Laporan terbaru Accenture menunjukkan bahwa teknologi seperti kecerdasan buatan (artificial intelligence) atau AI generatif yang telah berkembang secara eksponensial akan semakin menyerupai manusia.

Hal itu terungkap dalam Laporan Technology Vision 2024: "Human by Design: How AI Unleashes the Next Level of Human Potential".

Country Managing Director Accenture Indonesia Jayant Bhargava mengatakan bahwa kondisi ini akan meningkatkan kemampuan manusia (SDM) secara signifikan untuk meningkatkan potensi para pekerja.

Penelitian ini juga menunjukkan bahwa ketika teknologi berkonsep human-centric atau mengutamakan pengalaman pengguna, maka semakin berkembang, semakin mudah untuk digunakan, dan semakin terintegrasi di berbagai aspek kehidupan manusia. Hal ini akan membawa seseorang ke era teknologi hadir di setiap aspek kehidupan tanpa disadari.

“Teknologi yang memiliki sifat human centric seperti AI generatif akan dapat meningkatkan potensi SDM dan memberikan manfaat bagi bisnis dan masyarakat,” kata Jayant di Jakarta, Kamis (30/5/2024).

Jayant menjelaskan bahwa untuk mewujudkan manfaat ini memerlukan pendekatan human by design yang seimbang guna memastikan penggunaan AI secara adil dan bertanggung jawab.

Namun, menurut Jayant, meningkatkan penggunaan AI secara bertanggung jawab memiliki tantangan tersendiri, terutama bagi perusahaan yang tidak memiliki landasan digital yang kuat.

“Mereka harus mempertimbangkan infrastruktur teknis, model operasi, dan tata kelola untuk memenuhi permintaan komputasi yang tinggi, sekaligus mengelola biaya dan penggunaan energi,” ungkapnya.

Berdasarkan Laporan Technology Vision 2024 "Human by Design", terdapat empat tren utama dalam AI generatif.

Pertama, A Match Made in AI. Tren ini mereformasi hubungan manusia dengan ilmu pengetahuan, di mana pengelolaan data dapat membantu AI berpikir selayaknya manusia dan memiliki kreativitas.

“AI kini mampu untuk memberikan respons yang dipersonalisasi dalam bentuk saran, rangkuman dari sekumpulan hasil, esai, gambar, atau karya seni alih-alih hanya menelusuri tumpukan hasil dari mesin pencarian,” ujarnya.

Laporan tersebut menunjukkan bahwa AI generatif memengaruhi perusahaan. Dalam hal ini, para pemimpin bisnis perlu melihat kembali peran informasi dalam organisasi dan memberikan karyawan dengan perangkat yang memiliki kemampuan AI untuk meningkatkan kinerja dan daya saing perusahaan secara signifikan.

Kedua, Meet My Agent. Tren ini berfokus pada berbagai asisten AI yang membantu individu dan menjadi bagian dari satu ekosistem yang saling terhubung.

Jayant menjelaskan bahwa asisten-asisten ini tidak hanya membantu dan memberi saran, melainkan juga mewakili seseorang untuk membuat keputusan, baik di dunia fisik maupun digital.

“Dengan bekerja berdampingan, kehadiran asisten ini dapat melipatgandakan output kolektif dari para pekerja dan menghasilkan keuntungan yang sangat besar,” tambahnya.

Ketiga, The Space We Need. Tren ini menciptakan nilai dalam perkembangan teknologi yang memungkinkan terciptanya era baru. Hal ini dicapai dengan memperluas dunia fisik dua dimensi ke dalam lingkungan tiga dimensi baru menggunakan komputasi spasial, metaverse, digital twins, dan teknologi AR/VR.

Menurut laporan tersebut, tempat dan pengalaman baru ini akan memadukan dunia digital dan fisik sehingga mempertemukan manusia dengan beragam pendekatan baru, mendorong inovasi, dan meningkatkan cara bekerja, hidup, dan belajar.

Keempat, Our Bodies Electronic. Maksudnya adalah penggunaan teknologi inovatif yang dapat digunakan atau ditanamkan ke diri, seperti wearables yang memiliki kemampuan AI.

Tren ini disebut-sebut dapat meningkatkan cara seseorang bekerja dan berinteraksi. Terbukti, sebanyak 94% eksekutif setuju bahwa teknologi antarmuka manusia akan memungkinkan kita memahami perilaku dan motivasi dengan lebih baik, sekaligus mengubah interaksi antara manusia dan mesin.

Di samping itu, laporan tersebut juga menunjukkan bahwa berbagai pekerjaan akan berkembang dan berubah seiring dengan penggunaan AI. Hal ini juga mendorong pentingnya pelatihan untuk menyelesaikan pekerjaan dan alur kerja kolaboratif antara manusia dan AI.

“Organisasi yang menerapkan pendekatan AI generatif yang berpusat pada manusia dan bertanggung jawab akan menghasilkan nilai ekonomi yang signifikan,” pungkasnya.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper