Kecerdasan Buatan (AI) Berpotensi Kerek Ekonomi, RI Perlu Tiru Negara Lain

Rika Anggraeni
Senin, 6 Mei 2024 | 20:23 WIB
Wamenkominfo Nezar Patria/Bisnis.com- Crysania Suhartanto
Wamenkominfo Nezar Patria/Bisnis.com- Crysania Suhartanto
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menyebut teknologi kecerdasan buatan (AI) bisa mendorong pertumbuhan ekonomi jika Indonesia dapat meniru implementasi teknologi baru tersebut di luar negeri.

Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika (Wamenkominfo) Nezar Patria mengatakan bahwa terdapat dua model pendekatan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia melalui pemanfaatan teknologi yang dicetuskan Robert Solow.

Pertamacutting edge growth. Pada model pendekatan ini, pertumbuhan ekonomi tercipta melalui penciptaan dan pengembangan. Pendekatan ini diadopsi Amerika Serikat, Jerman, dan Inggris.

Keduacopy-paste growth atau pertumbuhan ekonomi melalui pengembangan dan adaptasi dari ide yang telah ada. Pendekatan ini dilakukan di Tiongkok, India, dan Vietnam.

“Model copy-paste growth ini menjadi salah satu opsi bagi Indonesia untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional dengan mengadaptasi inovasi yang ada seperti AI, Indonesia berpotensi meningkatkan perannya sebagai negara pengembang AI di tingkat global, bukan hanya user,” kata Nezar dalam acara Thinktank & Journalist Workshop: Accelerating Responsible AI Governance and Innovation with Copilot for Indonesia di Jakarta, Senin (6/5/2024).

Namun, Nezar menekankan bahwa setidaknya ada dua elemen penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi suatu negara, termasuk Indonesia, adalah melalui pendidikan yang berkualitas tinggi dan infrastruktur institusional seperti supremasi hukum hingga tata kelola yang baik.

Dia menjelaskan bahwa kedua elemen tersebut diimplementasikan melalui tiga aspek. Pertama, people. Dalam hal ini, Indonesia harus mengedepankan kesiapan SDM pada bidang AI serta memastikan pengembangan AI ditujukan untuk pemberdayaan dan kemanjuan masyarakat.

Kedua, policy. Caranya, dengan mempersiapkan kebijakan AI dapat memastikan ekosistem AI yang aman dan produktif. Ketiga, platform, yaitu penciptaan beragam platform yang mendorong kolaborasi stakeholders dalam menghadirkan ekosistem AI yang inklusif.

“Karena itu dibutuhkan kegiatan research and development mengenai AI yang harus terus ditingkatkan khususnya soal transfer of technology dan transfer of knowledge agar akses terhadap teknologi dan pengetahuan mengenai AI dapat dimanfaatkan secara inklusif,” tutupnya.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Rika Anggraeni
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper