Tentara Rusia Pakai Starlink Secara Ilegal, AS Minta Elon Musk Putus Internet

Redaksi
Jumat, 10 Mei 2024 | 09:15 WIB
Logo Starlink pada salah satu satelit orbit rendah/dok. tangkapan layar SpaceX
Logo Starlink pada salah satu satelit orbit rendah/dok. tangkapan layar SpaceX
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Amerika Serikat (AS) dikabarkan telah menghentikan layanan internet Starlink di Rusia. Sejumlah tentara Vladimir Putin disebut menggunakan layanan ini secara ilegal untuk mengakses data. 

Dilansir dari Mind, Jumat (10/5/2024) Kementerian Kebijakan Luar Angkasa AS menyampaikan bahwa pejabat Pentagon menghentikan penggunaan terminal Internet Starlink yang tidak sah oleh militer Rusia.

“Amerika Serikat secara aktif bekerja sama dengan pemerintah Ukraina dan SpaceX untuk melawan penggunaan terminal Starlink secara ilegal oleh Rusia,” kata Asisten Menteri Kebijakan Luar Angkasa John Plumb.

Sebelumnya diberitakan bahwa militer Rusia bebas membeli terminal Starlink dari SpaceX, peralatan tersebut dijual di 10 toko Rusia dan dipasok dari AS, Eropa, UEA, Kanada, Jerman, China, dan Kazakhstan. 

Hal ini ditemukan oleh spesialis dari agen OSINT Ukraina Molfar, yang mempelajari pasar Rusia untuk penjualan peralatan tersebut dan berbicara langsung dengan penjual terminal satelit.

Starlink seharusnya hanya beroperasi di dekat perbatasan Ukraina, dan tetapi akun pribadi yang diduga milik militer Rusia, menghubungkan  perangkat ke jaringan melalui Polandia. 

Sejumlah penjual juga menulis bahwa terminal akan berfungsi di Krimea yang diduduki, meskipun mungkin ada gangguan sinyal. Dalam percakapan pribadi, penjual Starlink Rusia mengatakan bahwa terminal masih tidak berfungsi di pusat Rusia.

Sebelumnya, Bloomberg bahwa terminal Starlink dijual di pasar gelap. SpaceX tidak melakukan apa pun mengenai hal ini, tetapi menjanjikan beberapa negara bahwa mereka akan bekerja sama dengan mereka untuk memastikan bahwa layanannya tidak menjangkau wilayah tertentu.

Dilansir dari laman resmi Starlink, Jumat (12/4), satelit Starlink merupakan konstelasi satelit pertama dan terbesar di dunia yang menggunakan low Earth orbit untuk memberikan internet broadband. Starlink mengklaim mampu memberikan internet berkecepatan tinggi dan latensi rendah kepada pengguna di seluruh dunia.

Jika merujuk laporan We Are Social pada Januari 2023, kecepatan pengunduhan rata-rata koneksi internet seluler mencapai 17.27 Mbps. Sementara itu, kecepatan pengunduhan rata-rata koneksi internet tetap mencapai 24.32 Mbps.

Sementara itu, Starlink menawarkan internet berkecepatan tinggi dengan kuota tanpa batas.

Setiap satelit Starlink menggunakan empat antena phased array yang sangat kuat dan dua antena parabola untuk memberikan peningkatan kapasitas.

“Pendorong ion yang efisien, yang didukung oleh kripton, memungkinkan satelit Starlink untuk mengorbit naik, bermanuver di luar angkasa, dan keluar dari orbit pada akhir masa pakainya,” demikian yang dikutip dari laman resmi Starlink, Jumat.

Lebih lanjut, layanan Starlink diklaim dapat terhubung mulai dari rumah (residensial), perairan (kapal), hingga lokasi terpencil. Pihaknya juga menyebut Starlink dirancang untuk tahan dalam berbagai kondisi, perangkat ini dapat mencairkan salju dan tahan hujan es, hujan lebat, serta angin kencang yang ekstrem.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Redaksi
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper