Starlink Masuk RI, Berkah atau Ancaman Bagi Bisnis Data Center Indonet (EDGE)?

Rika Anggraeni
Rabu, 8 Mei 2024 | 16:22 WIB
Logo Starlink pada salah satu satelit orbit rendah/dok. tangkapan layar SpaceX
Logo Starlink pada salah satu satelit orbit rendah/dok. tangkapan layar SpaceX
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — Penyedia infrastruktur digital, PT Indointernet Tbk. (EDGE) atau Indonet menilai masuknya satelit Starlink ke Indonesia merupakan sinyal positif untuk pemerataan internet di Tanah Air.

CEO Indonet Andy Rigoly mengatakan bahwa sesuatu yang membawa lebih banyak data traffic merupakan hal positif bagi seluruh industri.

“Saya mengerti bagaimana seseorang bisa melihat Starlink sebagai kompetisi, tetapi segala sesuatu yang meningkatkan jumlah data yang digunakan akan memberikan manfaat bagi semua perusahaan,” ujar Andy dalam paparan publik di Jakarta, Rabu (8/5/2024).

Menurut Andy, apabila satelit rendah milik Elon Musk beroperasi di Indonesia, maka akan membawa lebih banyak data lebih mudah ke pengguna dan ini merupakan sinyal positif, mengingat Indonesia merupakan negara kepulauan.

“Saya pikir Starlink adalah hal yang positif, itu akan membawa lebih banyak pengguna mengakses ke internet. Itu akan menciptakan lebih banyak lalu lintas yang pada akhirnya akan melewati serat darat, kabel bawah laut menuju pusat data,” ujarnya.

Untuk itu, Andy menilai kehadiran Starlink bukanlah hal negatif, sebab masyarakat akan mendapatkan manfaat lebih banyak saat memiliki akses ke internet, sehingga data center juga ikut bertambah.

“Jadi, dengan cara tertentu, Starlink adalah hal yang positif, bukan hal negatif bagi kita,” pungkasnya.

Perlu diketahui, Starlink akan mulai dilakukan uji coba di Indonesia pada pertengahan bulan ini di IKN. Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) meminta agar operator telekomunikasi lokal tidak perlu khawatir dengan masuknya Starlink ke Indonesia.

Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Kemenkominfo Usman Kansong mengatakan bahwa masuknya Starlink sudah melalui kajian dan sisi ekonomis, termasuk memperhitungkan kedatangan investor asing apakah akan mengganggu atau menggerus operator lokal atau tidak.

Usman menjelaskan bahwa Stralink telah melalui kajian dan penataan sehingga kompetisi yang muncul bukan persaingan yang sempurna. Artinya, lanjut Usman, jika persaingan ditata dengan baik maka kepentingan dan pelayanan publik akan diutamakan.

“Menurut saya, kita nggak usah takut dengan kompetisi, kalau nggak ada kompetisi itu repot. Itu artinya terjadi monopoli, kalau monopoli itu di zona aman, kita nggak berkembang dan nggak berubah,” kata Usman dalam acara Ngopi Bareng di Kementerian Kominfo, Jakarta, Jumat (3/5/2024).

Usman juga menekankan bahwa pemerintah telah menata kompetisi pemain telekomunikasi seiringnya masuknya Starlink yang akan diuji coba di IKN pada pertengahan Mei ini.

“Jangan khawatir, karena pemerintah akan menata persaingannya seperti apa, dan persaingan akan meningkatkan pelayanan publik,” terangnya.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper