Bisnis.com, JAKARTA - Modal ventura East Ventures menyebut kondisi investasi setelah pemilu 2024 berakhir atau sepanjang 2024 masih dalam kondisi wait and see, karena masih belum mengetahui arah kepemimpinan Presiden baru di Indonesia maupun global ke depannya.
Partner East Venture Melissa Irene mengatakan angka investasi startup di early stage dan growth stage pun diprediksi akan lebih buruk daripada 2023.
“Kalau teman-teman coba untuk benchmark dengan tahun lalunya kita, mungkin memang lebih drop, kenapa? Karena mungkin kondisi market memang seperti itu,” ujar Irene kepada wartawan di Jakarta Selatan, Rabu (20/3/2024).
Menurutnya, sekalipun presiden Indonesia sudah terpilih, tetapi menteri-menteri dan arah kebijakannya masih belum diketahui dengan pasti. Selain itu, pertimbangan lainnya adalah suku bunga yang alami peningkatan, sehingga investor memilih untuk berinvestasi di sektor lainnya.
Irene menjelaskan, pemilu Amerika yang baru diadakan pada November 2024 juga menambah parah situasi, karena investor takut akan kebijakan yang akan berubah-ubah pasca pemerintahan baru.
“Misalnya ada regulasi-regulasi yang di luar prediksi, kadang-kadang mungkin regulasi global dari Amerika Serikat, mungkin lebih berpengaruh ke Indonesia, suku bunga yang dihasilkan,” ujar Irene.
Kendati demikian, Irene masih berharap kondisi investasi di Indonesia pada 2024 bisa jauh lebih baik daripada 2023. Irene mengaku, East Venture masih lebih aktif dalam memberikan pendanaan, dibandingkan modal ventura lainnya.
Hal ini dikarenakan, menurut Irene, jika perusahaan memang sudah menemukan perusahaan yang bagus dan cocok untuk disuntikan dana, East Venture tidak akan menunda-nunda.
Adapun Irene mengatakan sebuah perusahaan dapat dikatakan bagus jika memiliki founder yang berintegritas, memiliki kemampuan analisa yang bagus, dapat beradaptasi dengan pasar, dan perusahaan yang pasarnya sudah jelas.
“Kita tetap berprinsip bahwa kalau ada perusahaan yang bagus, di masa yang sulit dia tetap bagus dan kita akan terus invest di 2024,” ujar Irene.
Optimisme ini juga ditambah dengan arah pemerintahan baru yang walaupun belum pasti, tetapi sudah condong ke arah digitalisasi dan teknologi. Selain itu, adapula sinyal bahwa suku bunga tidak akan dinaikkan lagi.