Bisnis.com, JAKARTA - PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. melalui anak usahanya PT Telekomunikasi Satelit Indonesia (Telkomsat) telah menghabiskan dana sebesar Rp3,5 triliun untuk satelit geostasioner Merah Putih-2.
CEO Telkomsat Lukman Hakim mengatakan dana tersebut sudah meliputi pembiayaan mulai dari pembuatan satelit hingga ground segment atau stasiun bumi sebagai penangkap sinyal, yang berlokasi di Cibinong, Jawa Barat.
“Total investasi yang Telkom lakukan untuk satelit Merah Putih-2 ini untuk total sistem dari satelitnya sampai ground segment itu sekitar Rp3,5 triliun,” ujar Lukman saat konferensi pers daring, Rabu (21/2/2024).
Dikutip dari laman Kemenkominfo, angka inipun jauh lebih mahal dibandingkan pendahulunya yang diluncurkan pada 2018, yakni satelit Merah Putih yang memakan biaya proyek sebesar Rp2,38 triliun.
Namun, memang produsen pembuat kedua satelit ini berbeda. Pada satelit Merah Putih, pembangunannya melibatkan perusahaan Amerika Serikat SSL.
Sementara untuk satelit Merah Putih 2, Telkom bekerja sama dengan Thales Alenia Space, produsen satelit asal Prancis yang sebelumnya sudah pernah membuat satelit pemerintah Satria-1. Adapun projek ini dibuat dalam kurung dua tahun, tepatnya sejak akhir 2021.
Sebagai informasi, satelit Merah Putih-2 PT Telekomunikasi Satelit Indonesia (Telkomsat) berhasil mengorbit dari Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat, pukul 03.00 WIB, Rabu (21/2/2024).
Satelit ke-11 milik anak usaha PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. itu menggunakan teknologi High Throughput Satellite (HTS) dan akan menempati slot orbit 113 derajat Bujur Timur (113 BT) atau berada tepat di atas Pulau Kalimantan.
Kini, satelit sudah meluncur ke titik tertinggi satelit dan kemudian akan menuju orbit yang sebenarnya hingga 3 Maret 2024. Adapun semua proses peluncuran diperkirakan dapat selesai per 27-28 Maret 2024.
Lebih lanjut, Lukman mengatakan satelit Merah Putih-2 akan membidik pasar reseller dan enterprise, karena dapat mempermudah mereka saat menyasar daerah-daerah pelosok di Indonesia.
Lukman bahkan mengaku sudah ada sekitar 5 perusahaan VSAT yang siap untuk melakukan kontrak dengan Telkomsat.
Lalu, Lukman mengatakan, Merah Putih-2 juga akan membidik konsumen enterprise dari sektor pertambangan dan maritim di seluruh Indonesia.
Lukman bercerita, wilayah-wilayah tempat industri ini beroperasi masih cukup menantang, sehingga tidak terjangkau oleh kabel serat optik.
“Karena terestrial pasti tidak akan bisa jauh masuk ke dalam area maritim, mungkin (terrestrial) hanya 12 kilo atau 15 kilo maksimum dari bibir pantai, dan itu sisanya adalah menjadi area market dari satelit bisnis,” kata Lukman.