Bisnis.com, JAKARTA - Tepat dua bulan setelah TikTok Shop kembali hadir ke pasar Indonesia, Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengaku hasil migrasi back-end TikTok Shop ke Tokopedia sudah 75%
Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri (PDN) Kementerian Perdagangan Isy Karim mengatakan menjelang sisa tenggat waktu yang dijanjikan, yakni pada Maret 2024 migrasi hanya tersisa 25%.
Isy mengatakan migrasi back-end proses pembayaran sudah sepenuhnya dilakukan pada sistem Tokopedia. Sementara migrasi seller dari TikTok Shop ke Tokopedia masih berlangsung.
“Berdasarkan laporan yang disampaikan, bahwa sesuai target awal, bulan depan (Maret) diharapkan selesai,” ujar Isy kepada Bisnis, Senin (12/2/2024).
Namun, Isy mengatakan Kemendag akan terus memantau sistem elektronik dan transaksi pada aplikasi kemitraan kedua platform tersebut.
Selain itu, Kemendag akan terus memantau agar aplikasi TikTok Shop yang dijalankan oleh Tokopedia dapat sesuai dengan ketentuan Peraturan Menteri Perdagangan No.31/2023 tentang Perizinan Berusaha, Periklanan, Pembinaan, dan Pengawasan Pelaku Usaha dalam Perdagangan Melalui Sistem Elektronik (PSME).
Namun, untuk detail lebih lanjut terkait migrasi ini, Isy menyarankan agar pihak dari Tokopedia yang menjawab.
Sebagai informasi, dalam Permendag No. 31/2023, TikTok diatur sebagai social commerce dan dilarang melakukan transaksi. Izin yang diperoleh hanya untuk kegiatan promosi, sedangkan transaksi dilakukan lewat Tokopedia.
Namun, dengan akuisisi 70% saham Tokopedia, TikTok diperbolehkan untuk bertransaksi karena sistem backend transaksi menggunakan Tokopedia. Keduanya pun diberikan waktu 3 bulan untuk melewati proses uji coba.
Adapun berdasarkan kabar terakhir, TikTok Shop sudah menyelesaikan migrasi hingga 70% ke sistem backend Tokopedia. Dalam hal ini, sistem back end TikTok untuk mendukung kegiatan promosi, sedangkan Tokopedia untuk transaksi.
Lebih lanjut, sebelumnya Isy menegaskan perubahan back end memang tidak terlihat dari front end aplikasi.
“Dalam pemisahan itu, sebenarnya aplikasinya ini sama. Tetapi dengan teknologi sekarang, meskipun aplikasinya di back end-nya beda, tapi di front end kan tidak kelihatan. Sebenarnya sudah pindah,” kata Isy, dikutip dari Bisnis (5/2/2024).
Untuk diketahui, backend merupakan bagian dari situs web yang tidak dilihat oleh pelanggan, biasanya terkait dengan data-data di balik layar. Gangguan pada sistem ini akan sangat berpengaruh terhadap layanan yang diterima pelanggan.
Back end berkomunikasi dengan front end, mengirim dan menerima informasi untuk ditampilkan sebagai halaman sebuah web.