Jumlah BTS 4G dan 2G Indosat (ISAT) Melesat, 3G Dipangkas Habis 2023

Leo Dwi Jatmiko
Rabu, 7 Februari 2024 | 18:03 WIB
Ilustrasi menara telekomunikasi./Bloomberg
Ilustrasi menara telekomunikasi./Bloomberg
Bagikan

 Bisnis.com, JAKARTA - PT Indosat Tbk. mengebut penggelaran jaringan 4G sepanjang 2023 dengan menambah 42.033 unit base transceiver station (BTS). Emiten berkode saham ISAT itu mengoperasikan 179.070 BTS 4G tahun lalu. 

Jumlah BTS 4G yang dioperasikan Indosat meningkat 30,7% dibandingkan dengan 2022 yang sebanyak 137.037 unit BTS. 

Indosat mematikan seluruh BTS 3G yang dimiliki pada 2022 dan mengalihkannya ke teknologi lain.

Sementara itu untuk 2G, mengalami peningkatan sebesar 26,3% dari 39.875 BTS 2G pada 2022 menjadi 50.361 BTS pada 2023.  Peningkatan tersebut terjadi di tengah laju trafik SMS yang meningkat 20,8% yoy.

Untuk jaringan 5G, Indosat masih menahan diri dan tidak menambah sama sekali BTS 5G yang dimiliki dalam 1 tahun terakhir. Indosat tetap mengoperasikan 90 BTS 5G pada 2023, sama seperti tahun lalu. 

Indosat membukukan total pendapatan sebesar Rp51,2 triliun sepanjang 2023, meningkat 10% dibandingkan tahun sebelumnya (Year-on-Year/YoY). 

Pertumbuhan total pendapatan tersebut didorong oleh peningkatan kualitas pelanggan konsumen dan korporasi serta kinerja positif dari semua lini bisnis perusahaan. 

Pendapatan Selular tumbuh 8,7% YoY disebabkan oleh peningkatan pendapatan Data dan Interkoneksi. Sementara itu pendapatan Multimedia, Data Communication, and Internet (MIDI) naik 13,0% YoY ditopang oleh peningkatan pendapatan layanan IT dan Internet Tetap. 

Selanjutnya, pendapatan Telekomunikasi Tetap juga melesat 28,4% YoY dikontribusi oleh peningkatan pendapatan Telepon Internasional dan Jaringan tetap.

 Peningkatan pendapatan ini juga diikuti oleh optimalisasi biaya yang berdampak pada pertumbuhan positif pada EBITDA sebesar 23,0% YoY menjadi Rp23,9 triliun. 

Indosat juga berhasil mencatat EBITDA margin yang dinormalisasi tumbuh solid sebesar 46,8%, meningkat 4,5 poin persentase YoY. 

Dengan capaian tersebut, Laba Normalisasi Periode Berjalan yang Dapat Diatribusikan Kepada Pemilik Entitas Induk mencapai Rp3,5 triliun dan tetap positif selama 3 tahun berturut-turut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper