Ericsson Siapkan Use Case Relevan untuk Pasar RI, Dorong Penetrasi 5G

Leo Dwi Jatmiko
Kamis, 1 Februari 2024 | 12:00 WIB
Teknologi 5G/Ilustrasi
Teknologi 5G/Ilustrasi
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Ericsson, perusahaan telekomunikasi dan jaringan multinasional yang bermarkas di Swedia, menyiapkan beragam kasus pemanfaatan (use case) 5G baru yang relevan dengan pasar Indonesia.

Di tengah tahun politik, Ericsson optimistis penggelaran 5G di Tanah Air akan terus berkembang seiring dengan hadirnya spekturm frekuensi baru. 

Head of Ericsson Indonesia Krishna Patil mengatakan berdasarkan studiThe Asian Development Bank, adopsi teknologi baru dapat meningkatkan produktivitas dan berpotensi mendorong pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) secara signifikan hingga mencapai 11 persen dalam kurun waktu 2020-2040.

Potensi besar tersebut, lanjutnya, mendorong Ericsson untuk terus mendukung agenda Pemerintah “Making Indonesia 4.0” melalui inovasi terkini yaitu teknologi 5G. Konektivitas generasi kelima ini memungkinkan bisnis untuk mengeksplorasi peluang baru di era Industri 4.0.

Pada tahun ini, kata Krishna, Ericsson secara intensif memberikan edukasi mengenai manfaat teknologi 5G terhadap berbagai sektor industri yang berpotensi mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. 

“Kami juga aktif memperkenalkan berbagai use-case 5G yang relevan dengan kondisi di Indonesia, menandakan kesiapan kami dalam menyediakan teknologi terdepan,” kata Krishna kepada Bisnis, Kamis (1/2/2024). 

Krishna menambahkan Ericsson juga berkomitmen untuk selalu menjadi yang terdepan dalam menyediakan teknologi canggih dan mutakhir yang melebihi kebutuhan negara saat ini, termasuk produk/solusi yang memanfaatkan teknologi hemat energi.

Di Indonesia, tuturnya, 5G masih ada dalam tahap awal. Untuk mendapatkan manfaat penuh dari konektivitas 5G, sangat penting bagi pemerintah untuk menyediakan spektrum yang memadai. 

“Setelah spektrum sudah tersedia, perusahaan-perusahaan teknologi terkait dapat bekerja sama untuk mewujudkan “Making Indonesia 4.0”. Dengan demikian, Indonesia dapat makin dekat dengan masa depan yang lebih terhubung, inklusif, dan penuh peluang,” kata Krishna. 

Diketahui, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) berancana menggelar seleksi spektrum frekuensi 700 MHz dan 26 GHz  pada tahun ini. Terdapat sekitar 90 MHz pita frekuensi dapat dimanfaatkan untuk 4G atau disiapkan khusus untuk 5G. 

Direktur Penataan Sumber Daya Ditjen SDPPI Kemenkominfo Denny Setiawan mengatakan saat ini Kemenkominfo tengah menyiapkan sejumlah keperluan terkait lelang seperti regulasi terkait dengan kebijakan yang melekat kepada persiapan, pelaksanaan lelangnya dan kepada pemenang lelangnya nanti. 

Dia menambahkan pada prinsipnya, lelang mengutamakan pada termanfaatkannya seluruh spektrum pada pita frekuensi yang dilelang. 

Denny belum dapat memberitahu berapa jumlah operator seluler yang akan mendapat spektrum di pita 700 MHz karena sifat lelang yang dinamis.

Kemkominfo membuka kesempatan bagi para operator seluler untuk memanfaatkan spektrum di pita frekuensi 700 MHz untuk pengembangan jaringan terkini seperti 5G, untuk meningkatkan kualitas layanannya kepada masyarakat, dan mendongkrak daya saing Indonesia di level internasional.

Jika pemerintah mendorong 700 MHz untuk 5G, maka lelang berpeluang hanya dimenangkan oleh satu operator seluler untuk 2x45 MHz. Tetapi jumlah 2x45 MHz sendiri masih jauh dari ideal untuk spektrum 5G yaitu 100 MHz. 

Sementara itu secara ekosistem, beberapa negara seperti India, Australia, Jepang, Filipina hingga Thailand telah menggunakan 700 MHz untuk 5G. Sementara itu Malaysia, Brunei, Vietnam dan Indonesia masih sebatas rencana menurut laporan GSA. 

Menurut laporan Ericsson Mobility Report 2023, langganan 5G akan mencapai sekitar 550 juta di pasar Asia Tenggara dan Oseania pada akhir 2029. Ditambah, data traffic jaringan seluler per smartphone terus bertumbuh pesat di Asia Tenggara dan Oseania yang diperkirakan akan mencapai sekitar 66GB per bulan di tahun 2029 dari 24GB per bulan di tahun 2023. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper