Bisnis.com, JAKARTA- Sekitar 16,6 juta informasi pribadi konsumen LoanDepot dilaporkan dicuri dalam serangan siber yang terjadi pada awal Januari 2024. Perusahaan sektor finansial nonbank di Amerika Serikat (AS) itu mengatakan serangan yang dialami tergolong sebagai ransomware.
Mengutip Tech Crunch, LoanDepot tidak menjelaskan jenis data pribadi sensitif yang dicuri. Kendati demikian, dalam berkas laporan yang disampaikan ke pemerintah, kebocoran tersebut diakui tidak menutup kemungkinan bakal berdampak terhadap kostumer perusahaan.
Dalam berkas tersebut, Chief Executive LoanDepot Frank Martell mengatakan perusahaan sudah mulai berprogres dalam upaya mengembalikan sistem dalam posisi online serta menormalkan operasi bisnis seperti sedia kala.
"Kami sesegera mungkin mengembalikan sistem dalam posisi online dan merestorasi operasi bisnis ke titik normal," kata Martell, dikutip Bisnis.com pada Rabu (24/1/2024).
Sampai dengan saat ini, dilaporkan masih banyak layanan online perusahaan yang belum dapat diakses 2 pekan sejak mengalami peretasan.
Menanggapi kondisi ini, kostumer LoanDepot mengatakan beberapa layanan yang tidak dapat diakses di antaranya pembayaran dan akun daring keanggotaan sejak insiden tersebut terjadi.
Sebagai informasi, insiden serangan siber dialami LoanDepot pada awal tahun, tepatnya sekitar 8 Januari 2024.
Merespons peristiwa tersebut, perusahaan menyebut belum bisa memastikan apakah insiden bakal memberikan dampak materiil terhadap kondisi finansial LoanDepot.