Infrastruktur Inti Dongkrak Kualitas Internet Telkomsel - Indosat 2023

Leo Dwi Jatmiko
Selasa, 23 Januari 2024 | 16:45 WIB
Masyarakat mengakses google di dekstop dengan menggunakan jaringan internet/Dok. Telkom
Masyarakat mengakses google di dekstop dengan menggunakan jaringan internet/Dok. Telkom
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Infrastruktur digital yang dibangun oleh PT Indosat Tbk. (ISAT), PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) dan PT XL Axiata Tbk. (EXCL) disebut menjadi penyebab kualitas internet pada masing-masing operator mengalami perubahan signifikan pada 2023. 

Ketua Bidang Infrastruktur Telematika Nasional Mastel Sigit Puspito Wigati Jarot mengatakan kualitas infrastruktur inti dan jaringan pengalur memberi pengaruh pada kualitas layanan yang diberikan operator kepada para pelanggan.

Fiberisasi, atau migrasi dari kabel tembaga ke serat optik, turut mempengaruhi kualitas layanan.  

“Sejauh mana fiberisasi berlangsung, akan berdampak signifikan dalam performa jaringannya,” kata Sigit kepada Bisnis, Selasa (23/1/2024). 

Situs pengujian kecepatan internet milik Ookla, Speedtest, melaporkan bahwa rata-rata kecepatan unduh Indosat pada kuartal IV/2023 mencapai 20,31 Mbps, tertinggal dari Telkomsel dan Xl Axiata, yang masing-masing sebesar 31,14 Mbps dan 20,77 Mbps. 

Namun, jika dilihat berdasarkan pertumbuhan kecepatan internet tahunan, kualitas internet Indosat tumbuh signifikan yaitu 7,54 Mbps, tertinggi nomor dua setelah Telkomsel yang tumbuh 10,29 Mbps. Pertumbuhan kecepatan internet signifikan juga dicatatkan oleh Tri, yang tumbuh dari 10,90 Mbps pada kuartal IV/2022 menjadi 19,95 Mbps pada kuartal IV/2023. 

Perihal latensi Smartfren menempati posisi terbawah dengan latensi 59 milidetik. Urutan pertama masih dipegang Telkomsel dengan 45 milidetik disusul kemudian Tri dengan 49 milidetik, Indosat 50 milidetik dan XL Axiata 55 milidetik. 

Sigit mengatakan latensi jaringan secara mudah dapat dipahami sebagai waktu yang dibutuhkan paket IP untuk mencapai tujuan dan diukur dalam milisecond (ms). Makin rendah latensi, Makin cepat data sampai ke titik akhir untuk menciptakan layanan digital tertentu. 

Bandwidth (kecepatan bit, kapasitas) yang tersedia di jaringan selanjutnya mempengaruhi jumlah paket IP yang dapat ditransmisikan pada saat yang sama.

“Latensi 4G secara signifikan lebih rendah dari 3G. Jaringan 5G non-standalone dan 5G standalone menjanjikan latensi bahkan sampai 1 ms, disertai kecepatan bit yang tinggi. Semakin panjang jalurnya, semakin tinggi latensi biasanya,” kata Sigit.

Sementara itu, SVP Head of Corporate Communications Indosat Ooredoo Hutchison Steve Saerang mengatakan keberhasilan perseroan 100% mengintegrasikan jaringan menggunakan teknologi Multi-Operator Core Network (MOCN) telah berdampak pada kualitas layanan yang lebih baik. 

Pada Maret 2023, Indosat menggunakan MOCN mengintegrasikan jaringan di lebih dari 46.000 sites yang tersebar di seluruh Indonesia. 

“Melalui pengintegrasian ini, kecepatan unduh dan latensi jaringan Indosat setidaknya meningkat 20% untuk aktivitas video streaming dan juga gaming. Saat ini, peningkatan kualitas layanan Indosat dapat dirasakan di hampir seluruh wilayah Indonesia, termasuk di area pedesaan,” kata Steve kepada Bisnis.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper