SKKL Echo XL Axiata Telstra Rampung 2025, Hubungkan AS-Jakarta via Guam

Crysania Suhartanto
Senin, 22 Januari 2024 | 22:52 WIB
Ilustrasi konentivitas internet/unsplash
Ilustrasi konentivitas internet/unsplash
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan kabel laut Telstra Internasional dan Trans Pacific Networks (TPN) membuat sistem komunikasi kabel bawah laut pertama (SKKL) di dunia yang menyambung langsung dari California di Amerika Serikat ke Guam di Micronesia, Singapura, dan Jakarta. 

Adapun nantinya di Jakarta, perusahaan operator telekomunikasi PT XL Axiata Tbk (EXCL) yang akan memberikan layanan data ke seluruh Indonesia. 

Kabel laut Echo akan terbagi atas sejumlah segmen. Segmen Echo pertama (Guam-AS) akan diluncurkan pada pertengahan 2024. Sementara sisanya akan selesai pada 2025. 

CEO Telstra Internasional Roary Stasko mengatakan jaringan bawah laut ini dibuat untuk memastikan stabilitas konektivitas dunia. Hal ini dikarenakan jaringan yang langsung menyambung ini membuat latensi menjadi rendah dan kecepatan perpindahan data yang sangat cepat. 

“Trans-Pasifik adalah titik penghubung penting untuk menjangkau AS, dan geografi wilayah ini berarti mereka akan bergantung pada rute kabel bawah laut baru seperti Echo untuk konektivitas internasional,” ujar Roary dalam rilisnya, dikutip Senin (22/1/2024).

Lebih lanjut, Roary mengaku jalur kabel laut AS-Guam-Singapura-Jakarta merupakan salah satu wilayah yang paling menantang secara global, baik dari segi regulasi ataupun pembangunan infrastruktur.

Padahal di sisi lain, daerah Trans-Pasific merupakan salah satu regional dengan pertumbuhan permintaan bandwidth tercepat di dunia. Diketahui, perkiraan menunjukkan bahwa permintaan bandwith akan meningkat 39% dari tahun ke tahun, hingga 2029.

Adapun, Roary mengatakan di masa depan ketika teknologi digital seperti AI, IoT, dan komputasi awan jadi makin marak, kebutuhan bandwidth juga akan makin tinggi. Saat itu, kata Roary, kabel laut Echo sudah dapat diandalkan untuk melayani bisnis dan konsumen. 

Chief Financial Officer TPN Aaron Knapik mengatakan keberadaan kabel laut Echo ini juga mampu untuk mengurangi biaya internet di 4 area yang dilintasi. Adapun megaproyek ini, kata Aaron, didanai sebagian oleh US International Development Finance Corporation.

“Sistem kabel bawah laut Echo akan menjadi elemen penting dari infrastruktur digital Indo-Pasifik, yang pada akhirnya memperkuat jaringan dan meningkatkan kapasitas sekaligus mengurangi biaya internet di wilayah tersebut,” kata Aaron

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper