Induk TikTok Setop Layanan Streaming Musik Resso di India Bulan Ini

Rahmad Fauzan
Senin, 15 Januari 2024 | 19:33 WIB
Logo ByteDance Ltd. di kantornya yang berlokasi di Singapura, Jumat (4/8/2023). - Bloomberg/Ore Huiying
Logo ByteDance Ltd. di kantornya yang berlokasi di Singapura, Jumat (4/8/2023). - Bloomberg/Ore Huiying
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – ByteDance, induk usaha TikTok, menghentikan operasi layanan streaming musiknya, Resso, di India. Aplikasi tersebut hanya akan beroperasi di India hingga 31 Januari 2024.

Mengutip Times of India, Keputusan tersebut diambil perusahaan setelah Ressok dihapus dari Google Play dan Apple App Store berdasarkan perintah dari pemerintah setempat.

“Sangat disayangkan, kami tidak bisa melanjutkan pelayanan Resso di India lantaran kondisi pasar lokal,” kata Juru Bicara ByteDance dikutip dari Times of India, Senin (15/1/2024).

Aplikasi ini ditarik dari pasar aplikasi seluler ini pada pertengahan Desember 2023.

Namun, pengguna yang sudah ada masih dapat menikmati layanan hingga panggung terakhirnya pada 31 Januari. Bagi pelanggan anyar, pembelian di aplikasi maupun situs web tidak lagi dapat dilakukan.

Kondisi tersebut dikonfirmasi oleh ByteDance. Perusahaan juga tidak berencana mempromosikan TikTok Music di Negara Anak Benua.

Dengan demikian, ByteDance melepaskan peluang dari kompetisi di industri streaming musik kepada pesaing raksasa seperti Spotify dan lain-lain.

Tidak hanya di segmen musik. Baru-baru ini ByteDance juga sedang dalam pembicaraan dengan beberapa calon pembeli aset gimnya. Termasuk, perusahaan video gim terbesar, Tencent.

Pembicaraan sedang berlangsung antara kedua perusahaan, tetapi belum ada kesepakatan yang tercapai, kata juru bicara ByteDance kepada Reuters.

“ByteDance dan Tencent sedang mendiskusikan kesepakatan yang melibatkan beberapa video game populer yang diterbitkan oleh unit gim milik ByteDance, Nuverse. Termasuk Crystal of Atland dan Earth: Revival,” tulis Reuters.

ByteDance juga mengatakan akan merombak Nuverse dan mundur dari bisnis gim untuk fokus pada bisnis intinya pada November tahun lalu.

Pernyataan tersebut dikeluarkan 5 tahun setelah perusahaan memulai terobosan besarnya ke pasar video gim global dengan nilai mencapai US$185 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Rahmad Fauzan
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper